Abstract:
Penjadwalan proyek konstruksi menjadi bagian penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Linear Scheduling Method (LSM) adalah metode penjadwalan alternatif khusus digunakan untuk proyek berulang (repetitif) seperti proyek peningkatan struktur jalan. Dalam penelitian ini telah dilakukan pemodelan penjadwalan proyek pada studi kasus Proyek Peningkatan Jalan Rasau-Sepulau dengan menggunakan LSM. Penelitian ini bertujuan melakukan optimasi biaya dengan memperhitungkan biaya langsung dan tidak langsung dengan durasi proyek dihitung menggunakan
LSM. Hasil perhitungan menghasilkan durasi proyek 18 hari lebih cepat dibandingkan durasi yang direncanakan kontraktor menggunakan penjadwalan bar chart. Biaya sewa alat berat 4% lebih tinggi daripada perhitungan oleh kontraktor pelaksana karena kontraktor tidak memperhitungkan sistem sewa alat berat yang menetapkan jumlah jam operasi minimum sebesar 200 jam per bulan; artinya,
jumlah pemakaian alat di bawah ketentuan tersebut akan tetap dikenakan sewa jumlah jam minimum. Ada empat skenario yang dibangun untuk optimasi biaya yaitu skenario satu penggunaan subkontraktor, skenario dua penambahan tandem roller, skenario tiga penambahan wheel loader dan vibratory roller, dan skenario empat penambahan Asphalt Mixing Plant. Dari empat skenario, skenario dua menghasilkan penghematan biaya sebesar Rp330.897.895 atau 0.67% dari biaya awal
dengan durasi proyek dipercepat selama 45 hari dari 252 hari menjadi 207 hari.