Abstract:
Pandemi COVID-19 menyebabkan terbatasnya perkembangan sektor perekonomian, salah satunya dalam industri tekstil. Padahal, peningkatan tren kinerja industri pada tahun 2016-2017 menjadikan industri tekstil sebagai salah satu prioritas yang dikembangkan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional dan Making Indonesia 4.0. Pride n Joy Co merupakan UMKM pakaian brand lokal yang berspesialisasi dalam produksi denim jeans, heavyweight denim, chinos, cargo pants, dan twill fabric material. Terdapat beberapa masalah yang memengaruhi manajemen Pride n Joy Co. Berdasarkan wawancara, terdapat keluhan berupa karyawan yang memiliki beban kerja berlebih, jam kerja yang tidak sesuai dengan shift yang seharusnya, dan kelelahan pada pekerja. Pengukuran tingkat kelelahan dengan menggunakan skala Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) menunjukkan terdapat dua pekerja yang memiliki tingkat kelelahan sedang, tiga pekerja yang memiliki tingkat kelelahan yang cukup tinggi, dan dua pekerja yang memiliki tingkat kelelahan yang tinggi. Penelitian menggunakan kuesioner National Aeronautics and Space Administration-Task Load Index (NASA-TLX) untuk mengukur beban kerja mental yang dialami oleh pekerja yang harus melakukan berbagai aktivitas dalam pekerjaannya. Selanjutnya dilakukan pengukuran tingkat kelelahan kerja menggunakan denyut nadi dengan metode Cardiovascular Load (CVL). Pengolahan data dilakukan untuk menganalisis dan memberikan usulan perbaikan sistem kerja untuk mengurangi masalah beban kerja mental dan fatigue (kelelahan) pekerja Pride n Joy Co. Hasil penelitian menunjukkan, berdasarkan metode NASA-TLX, seluruh pekerja termasuk dalam kategori yang memiliki beban kerja mental tinggi (skor 50 – 79) dan sangat tinggi (skor 80 – 100). Sedangkan, berdasarkan metode CVL seluruh pekerja termasuk dalam kategori diperlukan perbaikan dikarenakan masuk dalam skor 30% – 60%. Berdasarkan hasil tersebut dibuat beberapa rekomendasi perbaikan yang telah disetujui oleh Pride n Joy Co. Usulan perbaikan tersebut berupa pemberian waktu istirahat di sela-sela bekerja yang didukung dengan kegiatan stretching (peregangan) yang dapat dilakukan di kursi kerja, pemberian musik, perhitungan standar porsi makanan pekerja berdasarkan kebutuhan energi, penambahan jumlah pekerja, dan rekomendasi kursi kerja yang disesuaikan dengan antropometri pekerja.