Abstract:
Bumi merupakan habitat dan tempat tinggal berbagai jenis makhluk hidup di dunia, termasuk manusia. Namun seiring berjalannya waktu, suhu rata-rata permukaan planet bumi meningkat pesat. Peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi disebut pemanasan global. Diketahui bahwa pemanasan global telah menimbulkan banyak permasalahan lingkungan yang serius seperti bencana alam, munculnya berbagai penyakit. Pemanasan global telah mencapai tingkat yang serius bagi seluruh penduduk dunia, sehingga tindakan perbaikan harus segera dilakukan (Team SOS, 2013). Tindakan perbaikan untuk mengurangi dampak pemanasan global dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan membuang dan memilah sampah secara bijak, melakukan penghijauan dengan menanam pohon atau menghemat bahan bakar. Kesadaran akan perlunya mengurangi pemanasan global telah membawa peluang bisnis berupa produk ramah lingkungan bagi dunia usaha di seluruh dunia. Djarum merupakan salah satu perusahaan yang berupaya mengatasi permasalahan lingkungan hidup. Djarum merupakan salah satu produsen rokok terbesar dan terkemuka di Indonesia dan beroperasi di Kudus, Jawa Tengah. Industri tembakau di Indonesia telah lama menjadi kontroversi karena berbagai alasan, termasuk dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh produk tembakau diketahui menyebabkan banyak masalah kesehatan yang serius. Selain itu, produk industri tembakau diketahui menyebabkan kerusakan lingkungan melalui operasional industri tembakau yang mencemari udara dan air. Djarum senantiasa berkontribusi dalam kegiatan yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan melalui Djarum Foundation, sebuah organisasi yang berbakti pada negara. Djarum Foundation merupakan organisasi yang menjadi bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan PT Djarum. Djarum Foundation pada sifatnya merupakan aktivitas yang menggelontorkan dana dari keuntungan perusahaan. Siklus pengeluaran merupakan salah satu siklus yang memiliki peranan penting dalam kelangsungan organisasi Djarum Foundation. Siklus pengeluaran adalah serangkaian aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan informasi terkait yang berhubungan dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa. Menurut Romney & Steinbart (2018: 423), terdapat empat aktivitas utama yang dilakukan dalam siklus pengeluaran, yaitu: pemesanan bahan, perlengkapan, dan jasa; penerimaan bahan, perlengkapan, dan jasa; persetujuan atas faktur dari vendor; dan pembayaran kepada vendor. Siklus pengeluaran dalam perusahaan memegang fungsi penting dalam berjalannya operasional perusahaan. untuk meminimalkan total biaya alam memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Siklus pengeluaran dalam perusahaan tidak lepas dari potensi munculnya risiko, sehingga perlu adanya pengendalian internal dari manajemen yang memadai. Pengendalian internal merupakan cara bagi manajemen untuk mengawasi kegiatan operasional dalam perusahaan. Pengendalian internal mencakup kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar kepada manajemen bahwa perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya (Arens et. al., 2020: 304). Kerangka kerja COSO Internal Control (IC) merupkan salah satu kerangka kerja pengendalian internal yang diterima secara luas sebagai dasar dalam pengendalian internal dan dimasukkan ke dalam kebijakan, peraturan, dan regulasi yang digunakan untuk mengendalikan aktivitas bisnis. Kerangka kerja COSO IC mengandung lima komponen dan 17 prinsip yang membangun dan mendukung konsep-konsep tersebut.