dc.description.abstract |
Penelitian ini mengkaji proses negosiasi antara Indonesia dan Tiongkok
(sebagai negara importir bauksit dan sumber investor asing bagi Indonesia) terkait
investasi smelter, sebagai bahan integral dari implementasi kebijakan hilirisasi
bauksit Indonesia. Latar belakang penelitian ini mencakup tantangan finansial yang
dihadapi Indonesia dalam membangun smelter bauksit serta kesulitan mencari
investor asing di tengah kondisi global yang tidak pasti, terutama selam pandemi
COVID-19 dan perubahan kebijakan. Berangkat dari latar belakang masalah
tersebut, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah bagaimana negosiasi
Indonesia-Tiongkok terkait investasi smelter bauksit guna mendukung kebijakan
hilirisasi bauksit Indonesia pada 2019-2023. Metode penelitian yang digunakan
adalah kualitatif dengan pengumpulan data sekunder, dan dikaji dengan kerangka
pemikiran yang menggunakan diplomasi ekonomi, paradigma eklektik, dan
kebijakan luar negeri berbasis ketahanan energi. Peneliti menemukan bahwa
kombinasi pendekatan diplomasi ekonomi, position-based negotiation, dan
paradigma eklektik memainkan peran penting pada keberhasilan negosiasi
Indonesia dalam menarik investor perusahaan Tiongkok untuk membangun smelter
bauksit di Indonesia. Indonesia dapat mempercepat pembangunan smelter bauksit
dengan bantuan dari investasi asing dari Tiongkok, sementara Tiongkok
memperoleh keuntungan dari akses sumber daya alam, lokasi geografis yang
strategis, dan keuntungan internalisasi yang dapat meningkatkan efisiensi produksi.
Dengan demikian, penelitian inii memberikan pemahaman yang mendalam tentang
dinamika negosiasi ekonomi internasional dan pentingnya paradigma eklektik
dalam negosiasi mencari investor asing. |
en_US |