dc.description.abstract |
Tiongkok yang awalnya tertutup terlihat mulai terbuka dengan budaya asing,
terlebih ketika disepakatinya kerja sama antara Tiongkok dan Walt Disney
Company dalam pembangunan Shanghai Disney Resort. Bahkan pembangunan
taman hiburan Disney yang biasanya identik dengan nilai-nilai Barat, ternyata dapat
digunakan sebagai alat diplomasi publik Tiongkok. Berangkat dari anomali
tersebut, penulis merumuskan pertanyaan penelitian “Bagaimana upaya Tiongkok
dalam memanfaatkan pembangunan Shanghai Disney Resort sebagai alat diplomasi
publik negaranya?”. Dalam menjawab pertanyaan penelitian, penulis menggunakan
konsep diplomasi publik, termasuk elemennya, yaitu diplomasi budaya, penyiaran
internasional, dan advokasi. Pemanfaatan aset soft power, seperti budaya, nilai-nilai
politik, dan kebijakan negara ikut digunakan dalam penelitian ini. Penulis juga
meyakini bahwa diplomasi publik merupakan konsep yang sama dengan nation
branding. Sementara itu, analisis pada penelitian ini menggunakan metode
kualitatif, lebih tepatnya metode studi kasus dengan mengkaji secara mendalam
upaya diplomasi publik Tiongkok melalui Shanghai Disney Resort. Penulis
menyimpulkan bahwa upaya diplomasi publik Tiongkok tersebut dilakukan dengan
memanfaatkan aset soft power negara. Tiongkok memanfaatkan budaya, seperti
bahasa Mandarin, kaligrafi Tiongkok, warna merah, kepercayaan zodiak, dan
sebagainya, yang diproyeksikan melalui diplomasi budaya serta penyiaran
internasional. Pemanfaatan nilai politik, seperti nilai harmoni, tianxia, dan China
Dream, diproyeksikan melalui advokasi serta penyiaran internasional. Lalu,
kebijakan negara terkait perkembangan pada jalur damai juga dimanfaatkan melalui
diplomasi budaya serta advokasi. |
en_US |