Abstract:
Mortar merupakan salah satu bahan konstruksi yang terbentuk dari campuran antara agregat halus,
air, dan bahan pengikat. Seiring dengan perkembangan zaman, munculah beberapa inovasi
mengembangkan mortar untuk mempermudah pekerjaan konstruksi, salah satunya adalah Self-
Compacting Mortar (SCM). Pembangunan infrastruktur yang terjadi secara terus-menerus memicu
dilakukannya penambangan pasir secara besar-besaran yang mengakibatkan kerusakan lingkungan.
Permasalahan ini menjadi tantangan besar bagi para peneliti untuk berinovasi mencegah penipisan
sumber daya alam dan menurunkan dampak kerusakan lingkungan. Pada penelitian ini, akan
ditelusuri pengaruh penggunaan limbah industri yaitu slag feronikel (FNS) sebagai pengganti
sebagian agregat halus. Variasi penggantian sebagian agregat halus dengan FNS digunakan sebesar
0%, 15%, 30%, dan 45%. Rasio air terhadap bahan pengikat (w/b) diambil sebesar 0,3. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggantian sebagian agregat halus dengan FNS
terhadap hasil kekuatan tekan (fm), kekuatan lentur (fr), dan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV). Hasil
pengujian pada umur 28 hari dengan variasi 0%, 15%, 30%, dan 45%, diperoleh nilai kekuatan tekan
secara berturut-turut adalah 37,52 MPa, 37,85 MPa, 40,11 MPa, dan 39,60 MPa. Nilai kekuatan
lentur adalah 6,17 MPa, 6,84 MPa, 6,87 MPa, dan 6,78 MPa. Serta nilai UPV adalah 3826,82 m/s,
4031,99 m/s, 4071,28 m/s, dan 4045,98 m/s. Nilai kekuatan tekan SCM dengan penggunaan sampai
45% FNS dapat berfungsi salah satunya sebagai mortar structural repair kelas R3 menurut
European Norms (EN) di mana syarat nilai kekuatan tekan minimal pada umur 28 hari adalah 25
MPa. Berdasarkan hasil pengujian kekuatan tekan, lentur, dan UPV, dapat ditarik kesimpulan bahwa
penggunaan FNS yang optimum sebagai pengganti pasir adalah sebesar 30%.