Abstract:
Salah satu masalah yang dihadapi dalam bidang perkebunan ini adalah faktor human error
yang dapat mempengaruhi hasil panen. Faktor human error yang dimaksud adalah penentuan
tingkat kematangan buah. Untuk dapat meminimalisir faktor human error dibuatlah penelitian
yang bertujuan untuk membuat model yang dapat memprediksi tingkat kematangan suatu buah
hanya dengan memasukkan input berupa gambar buah. Buah yang digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari 3 jenis buah yaitu jeruk, mangga dan pepaya.
Untuk dapat melatih model yang diinginkan, tahap awal yang dilakukan adalah melakukan
eksperimen mengenai deep learning dan berbagai macam teknik yang dapat digunakan dalam
pembuatan model untuk melakukan deteksi objek pada gambar. Pelatihan model dilakukan
dengan menggunakan salah satu algoritma deep learning yaitu Convolutional Neural Network
(CNN). Arsitektur CNN yang digunakan dalam pelatihan model adalah arsitektur RetinaNet.
Arsitektur ini terdiri dari 2 komponen penting yaitu feature extraction dan prediksi. Feature
extraction dilakukan dengan memanfaatkan backbone Feature Pyramid Network (FPN). FPN
merupakan arsitektur deep learning yang terdiri dari lapisan-lapisan gambar dimana setiap
lapisan memiliki ukuran gambar yang berbeda dengan fitur yang berbeda-beda. FPN diawali
dengan bottom-up pathway yang bertugas untuk melakukan downsampling pada gambar input
dengan tujuan mencari fitur pada setiap ukuran gambar, dengan semakin mengecilnya ukuran
gambar maka fitur yang didapatkan akan bernilai sangat berharga. Tahap selanjutnya dilakukan
upsampling pada top-down pathway, pada jalur ini akan dilakukan penggabungan fitur pada
setiap tingkat piramida dan menghubungkan setiap lapisan piramida dengan lateral connection.
Dari setiap lapisan piramida akan dihasilkan fitur–fitur yang dapat digunakan untuk memprediksi
lokasi objek dan kelas objek, prediksi ini dilakukan dengan memanfaatkan classsification subnet
dan box regression subnet.
Pelatihan model yang dibuat menghasilkan model untuk memprediksi tingkat kematangan
masing–masing jenis buah yang telah ditentukan (Jeruk, Mangga dan Pepaya) dengan model
terbaik untuk buah jeruk mendapatkan nilai mean Average Precision 0.82 dan presisi sebesar
0.85 untuk memprediksi buah jeruk matang dan 0.79 untuk memprediksi buah jeruk tidak
matang dengan hyperparameter yang digunakan adalah 2 layer yang digunakan untuk konvolusi
pada classification subnet dan regression subnet, dengan 4 x 4 filter yang digunakan pada
classification subnet dan regression subnet dan menggunakan 4 pyramid level. Untuk buah
mangga mendapatkan nilai mean Average Precision 0.83 dan presisi sebesar 0.85 untuk buah
mangga matang dan 0.82 untuk buah mangga tidak matang dengan hyperparameter yang
digunakan adalah 4 layer yang digunakan untuk konvolusi pada classification subnet dan
regression subnet dan dengan 3 x 3 filter yang digunakan pada classification subnet dan regression
subnet. Sedangkan untuk buah pepaya model yang dihasilkan kurang baik dengan nilai presisi
sebesar 0.71 untuk buah pepaya matang dan 0.33 untuk buah pepaya tidak matang.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penenlitian ini adalah model yang dihasilkan untuk
memprediksi tingkat kematangan buah jeruk dan mangga sudah cukup baik menurut penulis
namun untuk buah pepaya model yang dihasilkan kurang baik. Hal ini disebabkan karena
gambar buah pepaya yang digunakan dalam pembuatan model saling berhimpitan satu sama
lain.