Abstract:
Likuifaksi merupakan fenomena dimana tanah pasir jenuh air berubah sifat dari padat menjadi cair pada saat terjadinya gempa. Pondasi tiang pancang merupakan jenis pondasi yang sering digunakan untuk mendukung struktur atas. Likuifaksi berdampak terhadap daya dukung aksial dan penurunan pondasi tiang pancang. Analisis potensi likuifaksi bertujuan mendapatkan zona likuifaksi yang dapat dianalisa dengan persamaan Shibata dan Teparaksa (1987), Idriss dan Boulanger (2008), serta Youd et al. (2001). Metode analisis pada kondisi statik menggunakan metode Meyerhoff (1976) untuk daya dukung ujung tiang, Tomlinson (1986) untuk daya dukung selimut tiang, dan Vesic (1977) untuk penurunan pondasi tiang pancang yang berada di lapisan tanah pasir. Metode analisis pada kondisi likuifaksi menggunakan metode yang sama seperti kondisi statik dengan analisa beban gesekan selimut negatif metode Hannan dan Sharif (2006) untuk daya dukung aksial tiang pancang, dan penurunan pondasi tiang pancang memerlukan grafik transfer beban metode Fellenius dan Siegel (2008) untuk mendapatkan beban tambahan yang bekerja di ujung tiang dengan analisis penurunan menggunakan metode yang sama dengan kondisi statik. Studi kasus yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan hasil uji Cone Penetration Test (CPT) di daerah Rancaekek, Kabupaten Bandung, percepatan maksimum gempa bernilai 0,35g pada wilayah Kabupaten Bandung, asumsi magnitudo gempa sebesar 7 akibat aktivitas sesar Lembang, dan pondasi tiang pancang adalah spun pile beton tunggal. Analisis daya dukung aksial pondasi tiang pancang menunjukkan penurunan sebesar 45,97% dibandingkan kondisi statik. Hasil analisis penurunan aksial pondasi tiang pancang menunjukkan peningkatan sebesar 59,92% untuk beban ultimit 500 kN dan 95,99% untuk beban ijin 200 kN dibandingkan kondisi statik