Abstract:
Kebijakan luar negeri Indonesia dipengaruhi oleh kepribadian pemimpinnya yang
ideologis, dengan ciri khas menjaga netralitas terhadap negara-negara super-power
seperti China dan Amerika Serikat sehingga karakteristik yang ditunjukkan kurang
asertif dalam kebijakannya. Namun, pada masa pemerintahan Joko Widodo terlihat
perbedaan signifikan dengan pendekatan pragmatis dan ekonomi-sentrisnya serta
arah kebijakan luar negeri Indonesia di bawah Jokowi menjadi lebih asertif dan
"China-sentris", menandakan pergeseran dari pendekatan yang netral dengan
negara super-power menjadi lebih pragmatis untuk berfokus pada keuntungan
konkret daripada aspek abstrak atau idealis. Penelitian ini akan mengeksplorasi
pengaruh kepribadian Jokowi dengan mengangkat pertanyaan penelitian
“Bagaimana Kepribadian Jokowi mempengaruhi kebijakan luar negeri Indonesia
sehingga berimplikasi pada peningkatan kerja sama ekonomi dengan China?”
dengan menggunakan teori The Political Policy of The World Leaders dari Martha
Cottam yang melihat signifikansi pengaruh kepribadian pemimpin dalam
mempengaruhi kebijakan luar negeri sebuah negara. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Kedekatan yang pragmatis dan berorientasi ekonomi dengan China berasal
dari pengaruh latar belakang Jokowi sebagai pengusaha dan walikota membentuk
sikap pragmatisnya yang berfokus pada manfaat ekonomi konkret. Hal ini didukung
dengan Jokowi menunjukkan Need of Affiliation yang tinggi dengan China dengan
tingkat Agreeableness yang tinggi dalam aktivitasnya dengan China di sektor
ekonomi.