Abstract:
Proses globalisasi mendorong kemunculan media sebagai aktor
non-negara yang dapat menciptakan perubahan sosial melalui publikasi berita.
Media online telah menjadi sumber informasi utama termasuk dalam isu kasus
kekerasan seksual di Inggris. Sehingga, media berperan secara signifikan dalam
membentuk persepsi masyarakat mengenai suatu kasus kekerasan seksual di
Inggris. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pemberitaan yang dibuat oleh
BBC.com mengenai kasus kekerasan seksual yang terjadi di Inggris. Untuk
menjawab pertanyaan penelitian, “Bagaimana nilai-nilai bias gender
terkandung dalam pemberitaan BBC.com mengenai kasus kekerasan seksual
yang terjadi di Inggris?”. Penelitian ini menggunakan teori feminisme
eksistensial yang dikemukakan oleh Simone de Beauvoir dan konsep social
framework framing yang dikemukakan oleh Erving Goffman. Feminisme
eksistensial merupakan sebuah teori yang digunakan untuk mengetahui
penggambaran maupun pemaknaan perempuan melalui media. Sedangkan, social
framework framing merupakan sebuah cara untuk menjelaskan keterlibatan media
ketika melakukan pemberitaan mengenai suatu isu. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian critical discourse analysis sebagai metode
kualitatif, dengan cara mengkaji cara media melakukan framing terhadap suatu
wacana. Teknik pengumpulan kualitatif data sekunder digunakan melalui
penggunaan: buku, jurnal ilmiah, artikel berita, dokumen resmi, serta sumber
kredibel lainnya yang diolah, diselaraskan, dan disusun menjadi penelitian yang
baik. Dalam penelitian ini, ditemukan hasil analisis feminisme eksistensial dan
social framework framing dari pemberitaan mengenai kasus kekerasan seksual
yang terjadi di Inggris adalah pemberitaan BBC.com masih memuat nilai-nilai
bias gender, meliputi: konotasi victim blaming, pemaknaan perempuan
berdasarkan budaya patriarki, maupun teks pemberitaan dengan framing
penekanan yang bias terhadap perempuan yang menjadi korban pemerkosaan.
Pasalnya, dalam pemberitaan yang telah dibuat, BBC.com secara aktif terlibat
sebagai media online yang mengkonstruksi teks melalui pemilihan cerita maupun
penggunaan kata yang memuat nilai-nilai bias gender.