Abstract:
Selain menjadi sarana penyampaian informasi, media sering digunakan untuk
mengonstruksi opini publik dan yang baik secara langsung atau tidak langsung
mendukung kebijakan suatu negara. Dalam Hubungan Internasional, media menjadi
salah satu aktor non-negara yang memiliki peran dalam dinamika interaksi
internasional. Penelitian ini mengkaji analisis pemberitaan media massa Australia,
Sydney Morning Herald dalam liputannya mengenai isu protes oleh Masyarakat Papua
yang dipicu oleh sikap rasisme aparat Indonesia terhadap mahasiswa Papua di
Surabaya pada Agustus-September 2019. Tujuan penelitian adalah untuk menjawab
rumusan masalah “Bagaimana Pemberitaan Sydney Morning Herald dalam kasus
Protes Masyarakat Papua Tahun 2019 berdampak pada hubungan bilateral
Indonesia-Australia dalam bidang pertahanan dan keamanan?” Metode
penelitian yang digunakan adalah kualitatif dan analisis konten dengan merujuk pada
teori framing oleh William A. Gamson dan Andre Modigliani. Teori ini membantu
menganalisis bagaimana ide yang dipahami bersama muncul dalam pemberitaan
media massa. Dalam penelitian ini, The Sydney Morning herald cenderung memiliki
narasi yang negatif terhadap isu Papua yang dapat mempengaruhi hubungan baik
antara Indonesia dengan Australia. Penelitian ini juga melihat bahwa emosi serta status
sosial ekonomi audiens menjadi faktor bagaimana reaksi audiens dalam menerima dan
menggunakan informasi yang didapat. Namun, penelitian ini menemukan bahwa
pemberitaan The Sydney Morning Herald belum mampu mempengaruhi hubungan
kerja sama pertahanan dan keamanan Indonesia-Australia.
