Abstract:
Rusia, yang memiliki peran kunci sebagai mediator potensial untuk mendamaikan
Armenia-Azerbaijan, justru memilih untuk mengambil pendekatan yang kontroversial
dengan aktif menjual senjata kepada kedua pihak yang bersengketa. Hal tersebut menjadi
sebuah perhatian ketika Negara yang menjadi mediator untuk mendamaikan namun
mereka memilih untuk menjual senjata. Penelitian dilakukan karena keputusan Rusia
dalam mengejar kepentingan ekonomi melalui penjualan senjata, bukan menjadi mediator
yang netral dalam penyelesaian konflik yang dilakukan menggunakan teori national
interests and foreign policy. Hasil penelitian menemukan bahwa penjualan senjata oleh
Rusia kepada Armenia dan Azerbaijan dianggap sebagai strategi yang memperkuat posisi
politik dan ekonomi Rusia di kawasan tersebut. Meskipun penjualan senjata dapat
meningkatkan keuntungan ekonomi Rusia, hal ini juga dapat memperburuk ketegangan
dan meningkatkan intensitas konflik. Dalam konteks ini, penelitian ini menyoroti
ketidakseimbangan antara kepentingan ekonomi dan stabilitas regional, serta dampaknya
terhadap peran Rusia sebagai mediator potensial. Implikasi jangka panjang dari kebijakan
Rusia ini terhadap konflik Nagorno-Karabakh dan hubungan geopolitik di kawasan
Kaukasus juga dibahas. Penelitian ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang
dinamika politik dan ekonomi di balik keputusan Rusia dalam penjualan senjata, serta
implikasinya terhadap resolusi konflik Nagorno-Karabakh.