Abstract:
Masalah kemiskinan energi di India tidak dapat diabaikan, terdapat perbedaan di bidang akses
terhadap energi listrik di wilayah perkotaan dan pedesaan. Menurut data terdapat 1,3 miliar orang
secara global yang masih kesusahan untuk mendapatkan energi listrik dan ¼ atau sebanyak 304
juta dari populasi tersebut tinggal di India, membuat India menjadi negara yang memiliki
un-electrified population terbesar di dunia. India adalah negara dengan tingkat kemiskinan energi
yang tinggi dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang belum dapat mengakses listrik untuk
memenuhi kebutuhan mendasarnya, penggunaan energi tradisional dan konvensional masih
memiliki persentase yang tinggi hal ini membuat India menjadi negara urutan ke 4 dalam
pengeluaran emisi gas rumah kaca global. India harus mencari energi alternatif lain untuk
memenuhi permintaan energi masyarakat, maka dari itu pertanyaan penelitian yang penulis
dapatkan adalah “Bagaimana dampak program SPI berkontribusi dalam membantu
mengurangi kemiskinan energi India 2015-2019?”. Untuk analisa yang komprehensif penulis,
akan menggunakan teori liberalisme institusionalisme yang dibantu dengan konsep SDGs dan
energy security. Dalam analisis ini metode yang digunakan adalah metode kualitatif yang
mengandalkan data sekunder. Program SPI adalah sebuah program yang dibuat oleh The
Rockefeller Foundation pada tahun 2015 yang bergerak di bidang pengembangan energi
terbarukan, program ini dilakukan di 3 wilayah India yang memiliki tingkat elektrifikasi terkecil
di India yaitu Uttar Pradesh, Bihar, dan Jharkhand dengan menggunakan desentralisasi mini-grid.
Program ini memiliki tujuan kedua yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat daerah di
wilayah tersebut. Dampak dari program ini terlihat dari segi elektrifikasi desa seperti 15,000
rumah tangga, 8000 perusahaan terelektrifikasi dan 230,000 orang terkena dampak positifnya,
kemudian peningkatan ekonomi seperti peningkatan dalam GDP per kapita sebesar 81.30 USD
oleh masyarakat desa yang masuk dalam program SPI, hingga pengurangan pemakaian energi
tradisional tercatat semenjak masuknya program SPI pada 2019 penggunaan kerosin oleh rumah
tangga dan perusahaan turun hingga hanya 1%.