Abstract:
Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas program pelayanan identitas kependudukan digital di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung. Landasan teori yang digunakan pada penelitian yakni teori efektivitas yang dikemukakan oleh Campbell J.P. Penelitian menggunakan 5 indikator yakni (1) Keberhasilan Program, (2) Keberhasilan Sasaran, (3) Kepuasan Terhadap Program, (4) Tingkat Input dan Output dan (5) Pencapaian Tujuan Menyeluruh. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik analisis data kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik: (1) Wawancara mendalam dengan pengawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung dan pengguna program pelayanan Identitas Kependudukan Digital (2) observasi yang dilakukan pada kegiatan program pelayanan Identitas Kependudukan Digital, dan (3) Studi dokumentasi terhadap dokumen - dokumen resmi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas program pelayanan identitas kependudukan digital di posisi rendah. Hal ini dibuktikan dengan beberapa hal, pertama pencapaian tujuan keseluruhan program pelayanan identitas kependudukan digital belum tercapai dalam mengikuti penerapan teknologi informasi dan komunikasi digitalisasi kependudukan, meningkatkan pemanfaatan digitalisasi kependudukan bagi penduduk, mempermudah akses data kependudukan dan mempercepat transaksi pelayanan publik atau privat dalam bentuk digital. Kedua, pelaksanaan sosialisasi program pelayanan identitas kependudukan digital baru dilaksana di instansi pemerintah seharusnya dilaksanakan di instansi pemerintah, non pemerintah dan masyarakat. Ketiga, pencapaian target pelayanan identitas kependudukan digital tahun 2023 hanya 9,10% yang seharusnya 25%. Keempat, tingkat kepuasan pengguna terhadap program belum di rasakan oleh masyarakat dalam mempermudah akses data kependudukan dan mempercepat transaksi pelayanan. Kelima, tingkat output program pelayanan identitas kependudukan digital masih rendah karena masih banyak masyarakat yang sudah punya identitas kependudukan digital tetapi belum dimanfaatkan.