Abstract:
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) merupakan usaha yang memberikan kontribusi terbesar pada PDB Indonesia hingga tahun 2019. Pada tahun 2022, UMKM memberikan kontribusi sebesar 60.5% pada PDB Indonesia sehingga pemerintah Indonesia perlu memberikan dukungan agar UMKM dapat berkembang dan terus berkontribusi untuk perekonomian Indonesia yang lebih baik. Sampai sekarang UMKM masih memiliki berbagai masalah seperti SDM kurang berkualitas, banyaknya pesaing, dan resesi ekonomi. Masalah tersebut menjadi ancaman bagi Indonesia karena keberlangsungan UMKM terancam sehingga UMKM tidak dapat berkontribusi maksimal untuk PDB Indonesia. Keberlangsungan UMKM dapat dijaga dengan penerapan pengendalian internal yang memadai. Dengan penerapan pengendalian internal yang memadai dapat mengurangi risiko yang mungkin terjadi. Penerapan pengendalian internal dinilai menggunakan standar COSO Internal Control Framework yang memiliki lima komponen yaitu control environment, risk assessment, control activities, information and communication, dan monitoring yang memiliki beberapa prinsip. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah maturity level COBIT yang memiliki enam tingkatan yaitu non-existent (nol), initial/ad hoc (pertama), repeatable (kedua), defined (ketiga), capable (keempat), dan efficient (kelima). Pengendalian internal yang dianalisis hanya pada siklus pembelian di mana pengertiannya adalah kumpulan aktivitas bisnis yang berulang dan operasi pemrosesan informasi terkait dengan pembelian dan pembayaran barang dan jasa yang dibeli. Jenis penelitian yang digunakan adalah applied research dengan tujuan untuk menemukan kelemahan dan memberikan rekomendasi pada aktivitas pengendalian internal siklus pembelian. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan pemilik dan karyawan yang terlibat, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini diukur menggunakan pengukuran maturity level dengan enam tingkatan terhadap hasil internal control questioner. Setelah pengukuran dilakukan, nilai tersebut dirata-rata berdasarkan masing-masing prinsip dan komponen, divisualisasikan menggunakan spider web diagram, dan dianalisis untuk menemukan kelemahan serta memberikan rekomendasi dari kelemahan yang ditemukan. Objek penelitian ini adalah Toko Cendana yang bergerak di bidang fashion dan berfokus pada penjualan perlengkapan alat jahit. Toko Cendana tergolong UMKM di Semarang. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa penerapan pengendalian internal pada seluruh komponen di siklus pembelian Toko Cendana kurang memadai. Terlebih pada komponen lima (monitoring) yang menjadi komponen terlemah dibandingkan empat komponen lainnya. Apabila dilihat dari sudut pandang prinsip, prinsip empat (menunjukkan komitmen terhadap kompetensi) merupakan prinsip terlemah dibandingkan enam belas prinsip lainnya. Terdapat satu prinsip yang telah memadai untuk pengendalian internal siklus pembelian adalah prinsip tiga (menetapkan struktur, wewenang, dan tanggung jawab). Dikarenakan masih banyak prinsip yang kurang memadai, penelitian ini menghasilkan sepuluh rekomendasi untuk penerapan pengendalian internal siklus pembelian pada Toko Cendana. Rekomendasi yang diberikan adalah penetapan tujuan yang terarah, pembuatan dokumen risiko, adanya template untuk dokumen yang dibuat oleh karyawan, pembuatan dokumen teknologi, merekrut karyawan yang berkompeten, pembuatan SOP pengumpulan informasi beserta dokumentasi hasil pengumpulan, pemaparan dokumen kode etik dan peraturan, dan pembuatan SOP evaluasi beserta dokumentasi hasil evaluasi.