Abstract:
Seorang Imam Katolik adalah seseorang yang diberikan tugas untuk melakukan pelayanan kepada Umat Katolik dibawah otoritas Uskup di dalam suatu Paroki. Tujuan dasar dari pelayanan seorang Imam adalah melakukan pelayanan sesuai tri tugas Yesus yaitu mengajar, menguduskan dan memimpin yang dilakukan atau ditunjukkan kepada Umat Katolik. Kegiatan pelayanan Imam dalam agama Katolik secara umum dapat dibagi menjadi tiga yaitu; pelayanan yang bersifat Sakramen, Sakramentali, dan Kegiatan Umum. Pembagian ini dilakukan berdasarkan daya guna pelayanan, pelaku pelayanan, dan struktur pokok pelayanannya. Untuk mendapatkan pelayanan dari seorang Imam Katolik saat ini, Umat Katolik perlu mengikuti beberapa peraturan yang diterapkan oleh Gereja Katolik. Ada peraturan umum yang diterapkan untuk pelayanan Sakramen dan ada juga peraturan yang berlaku di setiap Paroki, terutama untuk pelayanan yang berjenis Sakramentali dan Kegiatan Umum. Pelayanan Umat Katolik dari Gereja saat ini memiliki kelemahan, terutama kurangnya keterlibatan teknologi antara Imam dan Umat. Hal ini mengakibatkan keterbatasan dalam mendapatkan informasi yang diperlukan. Lalu, tidak adanya wadah yang menyediakan informasi terkait pelayanan dari berbagai Gereja juga menyulitkan Umat untuk menemukan informasi yang relevan. Selain itu, kurangnya kesadaran dan keterlibatan Umat dalam mengembangkan proses pelayanan juga menjadi faktor yang memengaruhi. Oleh karena kebutuhan Umat Katolik untuk kemudahan mendapatkan pelayanan dan juga berbagai jenis dan aturan pelayanan Gereja terhadap Umat Katolik yang beragam, tiga aplikasi pada perangkat bergerak yang bernama Pelayanan Imam Katolik, Imam Pelayanan Katolik, dan Admin Pelayanan Katolik dikembangkan. Aplikasi Pelayanan Imam Katolik yang dikembangkan memudahkan Umat Katolik dalam melakukan pendaftaran pelayanan. Selain itu, aplikasi untuk Imam dan Sekretariat Gereja juga dibangun pada penelitian ini yang bernama Imam Pelayanan Katolik. Aplikasi Imam Pelayanan Katolik hanya dapat dimiliki oleh Imam atau Sekretariat Gereja dan menangani permintaan pelayanan dari pengguna aplikasi Pelayanan Imam Katolik. Lalu ada aplikasi Admin Pelayanan Katolik, yang mengatur akun Imam, Sekretariat, dan Umat Katolik. Ketiga aplikasi yang dikembangkan menggunakan pendekatan Sistem Multi Agen (SMA). Dalam bidang Ilmu Komputer, agen adalah entitas yang memiliki kemampuan untuk mengamati lingkungannya, berinteraksi dengan lingkungan atau agen lain, dan membuat keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sistem yang memiliki dua agen atau lebih di dalamnya disebut Sistem Multi Agen. Dalam proses perancangan ketiga aplikasi, penelitian ini menggunakan Metodologi Prometheus. Metodologi Prometheus merupakan metodologi yang bertujuan untuk melengkapi penyediaan segala sesuatu yang diperlukan dalam merancang perangkat lunak yang menggunakan pendekatan Sistem Multi Agen. Terdapat 3 tahapan dalam Metodologi Prometheus yaitu System Spesification, Architectural Design, dan Detailed Design. Aplikasi Pelayanan Imam Katolik, Imam Pelayanan Katolik, dan Admin Pelayanan Katolik telah diuji berdasarkan pengujian fungsional yang melibatkan Imam, Sekretariat Gereja, dan Umat dan pengujian agen yang terdapat pada perangkat lunak. Hasil dari pengujian menunjukan bahwa aplikasi Pelayanan Imam Katolik, Imam Pelayanan Katolik, dan Admin Pelayanan Katolik telah berjalan baik sesuai dengan spesifikasi.