Abstract:
Di Indonesia lapangan pekerjaan hampir 97% berasal dari UMKM pada tahun 2022. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa UMKM memiliki peran penting untuk kemajuan ekonomi di Indonesia. Kedai Indung merupakan salah satu usaha kecil di bidang kuliner yaitu food and beverages. Terjadi penurunan omset Kedai Indung akibat kesulitan yang dialami dalam pengembangan strategi pemasarannya. Oleh karena itu dilakukannya penelitian mengenai strategi pemasaran Kedai Indung berdasarkan preferensi konsumen menggunakan metode Choice-Based Conjoint (CBC). Penelitian diawali dengan wawancara terstruktur kepada 16 konsumen Kedai Indung untuk mengidentifikasi atribut dan level. Atribut dan level yang diidentifikasi harus bersifat communicable dan actionable. Atribut (level) tersebut antara lain rasa produk (pedas, asin, manis), harga (<10rb, 10rb-20rb, 20rb-30rb, 30rb-40rb), promosi/media pemasaran (food delivery apps, instagram, tiktok), promosi/potongan harga (paket makanan minuman, beli beberapa porsi gratis makanan/minuman, voucher makan dari aplikasi), tipe pemesanan (dine in, take away, pesan via aplikasi), kebersihan (sangat bersih, relatif bersih), dan ciri khas makanan (snerek, baso pedas, tidak ada ciri khas makanan). Perancangan kuesioner CBC menggunakan Sawtooth Software yang terdiri dari 12 choice tasks dan 2 fixed tasks dan penyebaran kuesioner dengan teknik purposive sampling. Total didapatkan 178 responden, data kuesioner lalu diolah menggunakan Sawtooth Software dan perhitungan dilakukan dengan metode Hierarchical Bayes (HB). Hasil kombinasi level atribut sesuai dengan preferensi konsumen ialah asin (33,78%), 10rb-20rb (28,13%), food delivery apps (32,23%), beli beberapa porsi gratis makanan/minuman (3,05%), dine in (5,44%), sangat bersih (17,95%), dan snerek (22,36%). Kombinasi level atribut tersebut disimulasikan menggunakan market simulator dan menghasilkan nilai share of preference sebesar 30,59%. Sebanyak 2 usulan perbaikan strategi pemasaran yang dihasilkan dievaluasi oleh pemilik dan diterima namun membutuhkan waktu untuk mengimplementasikan semua usulan perbaikan.