Abstract:
Puasa Ramadan merupakan satu kewajiban yang dilakukan umat muslim di seluruh dunia. Saat berpuasa, terjadi perubahan pola makan dan tidur sehingga berpotensi memengaruhi kantuk, kewaspadaan, dan kemampuan kognitif yang dibutuhkan saat mengemudi. Akibatnya, pengemudi dapat melakukan kesalahan yang berisiko kecelakaan mengemudi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh puasa Ramadan terhadap kantuk, kewaspadaan, dan kinerja mengemudi pada pengemudi di Indonesia sebagai salah satu negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia. Penelitian ini melibatkan penggunaan simulator mobil dalam lingkungan laboratorium yang terkendali dengan kondisi mengemudi monoton. Kewaspadaan diukur sebelum dan sesudah mengemudi dengan PC-PVT 2.0, kantuk dengan Muse EEG 2 melalui perekaman gelombang otak, dan kinerja mengemudi dengan jumlah kesalahan (error) saat mengemudi selama 60 menit. Eksperimen dilakukan dalam tiga periode yaitu pada satu minggu sebelum puasa Ramadan (baseline, BL), minggu pertama puasa Ramadan (R1), dan minggu ketiga puasa Ramadan (R3). Hasil uji One-way Repeated Measure ANOVA menunjukkan adanya penurunan kewaspadaan dan kinerja mengemudi (p-value < 0,05). Penurunan kewaspadaan dapat terjadi karena kondisi jalanan yang monoton dan perlambatan metabolisme. Jumlah error tertinggi terjadi pada minggu pertama puasa yang mengindikasikan adanya risiko yang cukup besar untuk melakukan kesalahan mengemudi pada awal puasa. Sebaliknya, hasil uji ANOVA menunjukkan tidak adanya perbedaan tingkat kantuk berdasarkan perekaman data EEG (p-value = 0,752). Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan karena terdapat hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya dengan metode lain dan durasi mengemudi yang lebih panjang. Dari penelitian ini dapat disimpulkan terdapat penurunan kewaspadaan pada saat puasa Ramadhan serta penurunan kinerja mengemudi. Namun, tidak terdapat perubahan tingkat kantuk yang mungkin terjadi karena durasi mengemudi yang kurang panjang. Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya digunakan distraksi positif untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengurangi durasi atau tidak mengemudi pada minggu pertama puasa.