Abstract:
Air Traffic Controller (ATC) merupakan salah satu pekerjaan dengan potensi beban kerja mental yang tinggi karena memiliki tanggung jawab yang besar sebagai pemandu lalu lintas udara. Data menunjukkan terdapatnya kecelakaan pesawat terbang yang disebabkan oleh Air Traffic Controller. Beban kerja mental yang tinggi dialami oleh mayoritas pekerja Air Traffic Controller pada AirNav Indonesia cabang Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) ketika melakukan pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mengendalikan dampak dari beban kerja mental yang tinggi dari pekerja di JATSC.
Pada penelitian ini dilakukan penyebaran kuesioner kepada Air Traffic Controller di AirNav Indonesia cabang JATSC sebagai responden. Data yang diambil yaitu masa kerja, pengetahuan, jumlah lisensi, usia, status pernikahan, dan beban kerja mental menggunakan metode National Aeronautics and Space Administration Task Load Index (NASA-TLX). Faktor masa kerja, pengetahuan, dan jumlah lisensi merupakan faktor yang diduga memengaruhi tingkat beban kerja mental dari pekerja. Sedangkan faktor usia dan status pernikahan merupakan faktor yang diduga dapat memoderasi faktor masa kerja, pengetahuan, dan jumlah lisensi sehingga dapat memengaruhi tingkat beban kerja mental. Data tersebut diolah menggunakan uji pengaruh dengan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui faktor yang memengaruhi beban kerja mental pekerja. Selain itu, dilakukan uji korelasi untuk mengetahui hubungan antara faktor yang diduga berpengaruh dan tingkat beban kerja mental. Faktor moderating diolah menggunakan moderated regression analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata beban kerja mental dari 72 orang pekerja Air Traffic Controller di AirNav Indonesia cabang JATSC adalah 88 yang berarti sangat tinggi. Berdasarkan hasil uji pengaruh, diketahui bahwa masa kerja adalah faktor yang memengaruhi beban kerja mental yang tinggi. Pada uji korelasi, diketahui bahwa masa kerja dan pengetahuan memiliki hubungan dengan beban kerja mental. Sedangkan pada pengolahan dengan moderated regression analysis diketahui bahwa faktor pengetahuan dapat memengaruhi beban kerja mental ketika dimoderasi oleh faktor usia atau status pernikahan. Beban kerja mental juga dapat dipengaruhi oleh jumlah lisensi ketika berinteraksi secara bersamaan dengan masa kerja dan pengetahuan. Rekomendasi yang diberikan untuk mengendalikan dampak beban kerja yang tinggi adalah memberikan tempat istirahat, dilakukan gathering, training terkait ujian rating, dan fasilitas konseling.