Abstract:
Panti Asuhan Bhakti Luhur Bandung merupakan salah satu rumah sosial yang menampung anak-anak berkebutuhan khusus, tidak mampu, maupun terlantar. Pada bulan Agustus tahun 2022, Panti Asuhan Bhakti Luhur mengikuti pelatihan pengolahan minyak jelantah menjadi lilin yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknologi Industri UNPAR. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai minyak jelantah sekaligus dapat menambah pemasukan bagi Panti Asuhan Bhakti Luhur. Namun, sampai sekarang produk lilin dari minyak jelantah tersebut belum dipasarkan dan produksi dihentikan karena mutu dari lilin yang dihasilkan belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pengurus panti, seperti cacat sumbu lilin, lilin tidak memenuhi cetakan, permukaan lilin tidak rata, dan lilin penyok. Selain itu, terdapat ketidakseimbangan tugas antar anak berkebutuhan khusus dalam memproduksi lilin karena kemampuan yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, dibutuhkan alat bantu yang dapat mengurangi produk cacat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna berkebutuhan khusus. Proses perancangan alat bantu dilakukan dengan menggunakan metode Pahl dan Beitz yang terdiri dari 4 tahap, yakni task clarification, conceptual design, embodiment design, dan detail desain yang dipadukan dengan 7 prinsip desain inklusif dengan tujuan agar dapat digunakan oleh banyak kalangan. Pada tahap task clarification dihasilkan 12 kebutuhan pengguna yang kemudian dihasilkan 9 solusi varian (SV) dengan 3 solusi varian terpilih pada tahap conceptual design. Pada tahap embodiment dan detail design dilakukan penjabaran spesifikasi alat bantu untuk kemudian dilakukan pemilihan konsep dari 3 solusi varian. Hasil rancangan terpilih dilakukan pembuatan prototipe fisik dan diuji coba terhadap pengguna berkebutuhan khusus. Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan diketahui bahwa alat bantu yang dihasilkan mampu mengurangi produk cacat dan dapat dioperasikan secara mandiri oleh pengguna berkebutuhan khusus di Panti Asuhan Bhakti Luhur.