Abstract:
Kemampuan respon dalam evakuasi darurat menjadi hal yang penting untuk melatih bagaimana praktik masyarakat berhadapan dengan bencana alam. Tahap pra bencana terkadang masih sering diabaikan, padahal tahapan tersebut menjadi unsur penting untuk mengedukasi dengan memberikan banyak pelatihan langkah – langkah antisipasi kepada masyarakat. Dengan adanya perkembangan teknologi, virtual reality menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai pelatihan dasar untuk kesiapsiagaan penghuni gedung tinggi saat gempa bumi. Alasan simulasi digunakan pada gedung tinggi adalah jumlah orang yang beraktivitas disana tidaklah sedikit dan memprioritaskan jumlah korban yang minim. Penggunaan virtual reality dalam pelatihan simulasi dapat menghindari kecelakaan saat pelatihan dan menggunakan biaya yang rendah untuk validasi alat. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba untuk merancang dan mengevaluasi simulasi evakuasi darurat gempa bumi dengan virtual reality. Penelitian ini menggunakan tahapan desain interaksi untuk merancang simulasi evakuasi darurat gempa bumi di Gedung PPAG UNPAR sebagai salah satu contoh bangunan tingkat tinggi untuk fasilitas akademik. Terdapat 4 tahapan proses, tahap pertama mengidentifikasi kebutuhan rancangan simulasi dengan melakukan observasi gedung dan wawancara terhadap 10 responden. Teridentifikasi 7 spesifikasi kebutuhan untuk membuat prototipe rancangan simulasi. Tahap kedua, memilih dan menilai alternatif konsep yang ada oleh responden. Konsep yang terpilih adalah konsep kedua dengan nilai skornya 4,15. Berdasarkan hasil konsep yang terpilih dan wawancara saran perbaikan konsep, maka dilakukan tahapan ketiga. Tahap ketiga adalah merancang prototipe simulasi dengan menggunakan software unity dan perangkat virtual reality. Hasil rancangan simulasi terdapat ruangan dan lorong kelas, tangga darurat dan lantai dasar gedung hingga assembly point di luar gedung. Tahap keempat adalah melakukan evaluasi oleh responden terhadap hasil rancangan simulasi. Hasil evaluasi memperoleh tingkat efektivitas sebesar 90%, tingkat efisiensi 80% dan usability pada skor SUS 77,75. Berdasarkan dari hasil ketiga aspek tersebut, hasil rancangan simulasi memiliki tingkat usability yang baik. Rekomendasi perbaikan diberikan yaitu perhatikan tata letak rambu assembly point dan informasi lantai pada tangga darurat secara lebih jelas.