Abstract:
Rumah tinggal merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Penataan fisik perumahan cenderung belum diarahkan pada kualitas arsitektural perumahan, terutama untuk bentuk yang seragam. Penyeragaman tata bentuk perumahan berdampak pada terjadinya perubahan tata ruang dan bentuk pada rumah tinggal sederhana.
Pemerintah terus berupaya menyediakan rumah subsidi Tipe 36 yang dianggap sudah layak huni dan memenuhi standart untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Akan tetapi kenyataannya menunjukan bahwa perubahan tata ruang dan bentuk rumah sering mengalami perubahan. Fenomena pada Blok L Bumi Parahyangan Kencana tahap 2 perubahan terjadi begitu cepat yaitu saat bangunan belum dihuni, berdasarkan pengamatan awal perubahan rumah cenderung pada ekstensi rumah tanpa merubah bangunan asli.
Penelitian ini berfokus pada pola perubahan tata ruang dan bentuk rumah tinggal sederhana Tipe 36 tanpa merubah bangunan asli, dan mengkaji faktor apa saja yang mempengaruhi pola perubahan tersebut.
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu dengan menjelaskan dan mengevaluasi proses pengembangan yang terjadi pada kasus studi. Sampel penelitian terdiri dari 10 sampel yang dipilih menggunakan metode Purposive Sampling, agar pencarian data lebih terarah dan terfokus pada inti pembahasan.
Penelitian ini mengungkap bahwa proses berhuni pada perumahan sederhana tipe 36 membutuhkan penyesuaian yang berupa perubahan. Perubahan terjadi begitu cepat dikarenakan disebabkan rumah asli tidak dapat memenuhi aktivitas pemilik rumah dan aktivitas yang tidak terwadahi merupakan aktivitas rutin yang dilakukan sehari-hari. Perubahan tata ruang dan bentuk rumah tinggal sederhana tipe 36 yang dilakukan cenderung berupa penambahan dan bangunan asli menjadi orientasi dalam melakukan perubahan. Faktor yang mempengaruhi pola perubahan tata ruang dan bentuk adalah jumlah anggota keluarga, usia anggota keluarga, penghasilan, faktor rasa aman, faktor fisiologis, faktor bangunan asli.