Abstract:
Pekerjaan dokter gigi memiliki potensi keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) yang diakibatkan banyaknya gerakan statis serta postur yang tidak netral dengan waktu lama dan dilakukan secara berulang. Berdasarkan observasi, terdapat permasalahan MSDs yang dialami oleh dokter gigi di Rumah Sakit X. Hal ini disebabkan dokter gigi cenderung menundukkan bagian leher dan badan saat sedang melakukan tindakan terhadap pasien. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi postur kerja dokter gigi saat melakukan tindakan terhadap pasien serta memberikan usulan yang dapat mengurangi keluhan MSDs pada dokter gigi di Rumah Sakit X. Penelitian menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengidentifikasi keluhan MSDs terhadap 12 dokter gigi di bagian bedah mulut, orthodonti, konservasi, dan endodonti. Selanjutnya dilakukan evaluasi postur tubuh menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA) untuk menentukan tingkat risiko MSDs. Berdasarkan hasil evaluasi, dilakukan perancangan dan implementasi perbaikan kondisi dan postur kerja melalui penggunaan alat bantu. Hasil perbaikan kemudian dievaluasi kembali menggunakan REBA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokter gigi di Rumah Sakit X memiliki risiko MSDs. Skor REBA untuk bagian bedah mulut, orthodonti, konservasi, dan endodonti secara berturut-turut bernilai 8, 8, 10, dan 7, yang berarti terdapat risiko high untuk bagian bedah mulut, orthodonti, dan konservasi. Sedangkan bagian endodonti menunjukkan risiko medium. Berdasarkan skor tersebut dilakukan perbaikan berupa perpindahan posisi kerja serta perbaikan postur kerja melalui penggunaan dental loupe dan kursi pelana kuda saat melakukan tindakan terhadap pasien. Usulan perbaikan tersebut menghasilkan skor REBA untuk bagian bedah mulut, orthodonti, konservasi, dan endodonti secara berturut-turut bernilai 7, 6, 4, dan 3, yang berarti risiko medium untuk bagian bedah mulut, orthodonti, dan konservasi, serta risiko low untuk bagian endodonti.