Abstract:
Rusia melakukan kebijakan untuk bekerjasama dengan China karena adanya persamaan policy, power, serta kepentingan antar pihak di Arktik. Hal ini dimulai dari terbitnya Kebijakan Arktik 2018 milik China yang membuat negara-negara Arctic States khawatir bahwa peristiwa tersebut berpotensi sebagai ancaman perdamaian di kawasan Arktik. Rusia sebagai salah satu dari Arctic States mengabaikan pandangan tersebut dan melancarkan strategi geopolitik melalui bekerjasama dengan China di wilayah Arktik. Dengan menggunakan teori political geography Martin Jones melalui metodologi analisis induktif, ditemukan bahwa Rusia memiliki power berupa wilayah, energi, dan keamanan, dimana ketiga unsur tersebut digunakan untuk menggerakan strategi politic untuk melakukan kerjasama dengan China, dan menghasilkan sebuah policy berupa Kebijakan Arktik 2020-2035 sebagai bentuk komitmen kerjasama sesuai intensi nasional, sehingga mengubah wilayah geografis Arktik menjadi kawasan perdagangan yang menguntungkan. Dengan demikian, Rusia melakukan kebijakan untuk bekerjasama dengan China karena Rusia berstrategi untuk memanfaatkan geopolitik yang optimal melalui implementasi power, politic, dan policy dalam mengembangkan potensi ekonomi di wilayah Arktik.