Abstract:
Porsee merupakan sebuah start-up berupa portal untuk responsible food yang mampu mengedukasi food waste and food loss dan meningkatkan interaktif positif dalam keluarga. Porsee ini dibangun oleh Mahasiswa Teknik Industri UNPAR, akan tetapi perancangan model bisnis Porsee hanya sebatas ide dan belum tervalidasi idenya. Sebanyak 30,2% UMKM tutup karena permintaan atas barang yang mereka jual menurun drastis dan 42% penyebab kegagalan start-up dikarenakan tidak ada pasar atau pasar yang tidak cocok dengan produk yang ditawarkan. Dari kedua informasi yang di dapatkan dari CNBC Indonesia dan Databoks bisa ditarik garis bahwa diperlukannya sebuah rencana bisnis yang tervalidasi dan pasar yang cocok dengan model bisnis Porsee. Maka dari itu diperlukannya sebuah kecocokan terhadap pasar Porsee. Salah satu pendekatan yang dapat mengukur tingkat kecocokan pasar dengan produk yang dibuat Porsee adalah dengan menggunakan pedekatan problem solution fit dan product market fit. Pada pendekatan problem solution fit diukur kecocokan antara permasalahan yang diangkat dengan solusi yang dirancang hal ini memberikan wawasan dan memvalidasi terkait proposisi nilai yang dibuat oleh Porsee dengan permasalahan yang diangkat melalui konsumen dan ahli industri, validasi ini dilakukan menggunakan test card sebagai tolak ukur dari tingkat validasinya sendiri. Dalam product market fit setelah dirancangnya sebuah produk dilakukannya penjualan untuk memvalidasi produk dan proposisi nilai yang berada dalam produk tersebut di dalam pasar, pengukuran product market fit ini dilakukan dengan survei net promoter score. Setelah dilakukan problem solution fit dan product market fit didapatkan ketidakcocokan antara proposisi nilai yang dirancang oleh Porsee dengan pasar. Hal ini didapatkan dari hasil test card. Setelah memperbaiki proposisi nilai Porsee dan di ukur product market fit-nya didapatkan kecocokan antara pasar dengan produk Porsee. Hal ini menjadi fondasi dalam perancangan usulan perbaikan dari model bisnis Porsee.