dc.description.abstract |
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan DAS terpanjang dan terluas di Jawa Barat yang mempunyai peran sebagai kesatuan ekosistem alami utuh dari hulu hingga hilir beserta dengan semua kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Buatan (SDB) yang ada di dalamnya. Karena tingkat pencemaran yang tinggi, pada tahun, Sungai Citarum mendapat julukan sebagai sungai terkotor di dunia dari masyarakat dunia. Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Pusat Republik Indonesia membuat sebuah program yang dikenal dengan nama Program Citarum Harum dengand melibatkan Militer, khususnya Kodam III Siliwangi, sebagai satuan tugas utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan gap analysis, yaitu membandingkan antara expected roles (peran yang diharapkan) dan actual roles (peran yang dijalankan) oleh militer dalam pelaksanaan Program Citarum Harum. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan 5 (lima) Komandan Sektor sebagai informan kunci. Uji validitas informasi dilakukan dengan melakukan konfirmasi ulang transkrip wawancara kepada para narasumber. Transkrip wawancara yang sudah tervalidasi, dianalisis dengan dengan menggunakan software ATLAS.ti Hasil penelitian ini menunjukan tidak adanya jarak (gap) antara peran militer yang diharapkan (expected roles) seperti yang tercantum dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 15 Tahun 2018 dan Rencana Aksi PPK DAS Citarum dengan peran militer yang dijalankan (actual roles) dalam pelaksanaan Program Citarum Harum. Hal tersebut mengindikasikan dua hal. Pertama, kuat dan solidnya budaya militer dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan unit birokrasi pemerintah lainnya. Kedua, besarnya kemungkinan meningkatkan efektivitas pelaksanaan program. |
en_US |