Abstract:
Pembuatan beton berkontribusi atas 8% emisi gas karbon dioksida (CO2) global yang dilepaskan ke
atmosfer. Maka dari itu, dikembangkan alkali-activated slag mortar yang menggunakan Ground
Granulated Blast Furnace Slag sebagai salah satu alternatif pengganti semen sebagai bahan dasar.
Umumnya pengembangan alkali-activated slag sejauh ini adalah pengembangan menggunakan
liquid alkali activator atau disebut metode two-part. Namun karena sifatnya yang korosif maka
mulai dikembangkan penggunaan solid alkali activator atau biasa disebut metode one-part. Pada
penelitian one part alkali-activated slag mortar ini akan menggunakan sodium metasilicate
(Na2SiO3) sebagai solid alkali activator nya. Variasi sodium metasilicate (Na2SiO3) yang digunakan
sebesar 8%, 10%, dan 12% dengan liquid to solid ratio (l/s) sebesar 0,4. Tujuan dari penelitian ini
adalah membandingkan metode perawatan air curing dan water curing terhadap kekuatan tekan dan
porositas dari alkali-activated slag tersebut. Berdasarkan hasil yang diperoleh, didapatkan nilai
kekuatan tekan tertinggi one-part alkali activated slag mortar dengan menggunakan variasi 12%
sodium metasilicate (Na2SiO3), yakni yang menggunakan solid alkali activator lebih banyak, baik
untuk air curing maupun water curing dan didapatkan bahwa hasil kekuatan tekan dengan metode
air curing akan lebih tinggi daripada water curing. Selain itu, dari hasil pengujian porositas
didapatkan perawatan dengan air curing menghasilkan porositas yang lebih rendah daripada water
curing untuk semua variasi sehingga bisa dikatakan lebih baik.