Abstract:
Pertumbuhan populasi Indonesia mengakibatkan keterbatasan lahan sehingga dibutuhkan bangunan gedung bertingkat seperti apartemen. Perencanaan gedung apartemen bertingkat menengah dan tinggi dilakukan menggunakan analisis respons spektrum dengan kategori seismik D. Gedung bertingkat menengah direncanakan 7 lantai sedangkan gedung bertingkat tinggi direncanakan 10 lantai. Selain itu, pada lantai teratas gedung terdapat kolam renang dengan luas 50% yang berada di satu sisi dari luas lantainya. Hal tersebut mengakibatkan ketidakberaturan massa pada gedung apartemen. Gedung yang dianalisis menggunakan kolom miring dengan sudut 80o dan kolom vertikal. Studi ini bertujuan untuk mengetahui respons struktur gedung bertingkat menengah dan tinggi yang diakibatkan dari penggunaan kolom miring dan kolom vertikal dengan ketidakberaturan massa pada lantai teratas. Berdasakan hasil analisis, posisi kolam renang pada satu sisi lantai teratas tersebut membuat terjadinya rotasi arah z pada mode 1 ataupun mode 2. Periode dengan penggunaan kolom vertikal lebih besar 35,6% (7 lantai) dan 51,89% (10 lantai) dibandingkan dengan penggunaan kolom miring. Selain itu penggunaan kolom miring (80o) dapat memperkecil perpindahan tingkat dan simpangan antar tingkat serta meningkatkan kekakuan daripada penggunaan kolom vertikal. Perbedaan hubungan balok-kolom tidak terlalu signifikan sehingga tulangan transversal joint sama antara kolom miring dengan kolom vertikal. Dapat disimpulkan penggunaan kolom miring 80o bekerja lebih baik dari pada penggunaan kolom vertikal.