dc.description.abstract |
Bisnis ritel konvensional saat ini mendapat gempuran yang luar biasa dari Minimarket, Supermarket, bahkan E-commerce dan Marketplace. Jumlah pedagang tradisional terus menurun sebesar 21,9% sejak tahun 2017 sebanyak 4.574.208 pedagang, hingga tahun 2021 sebanyak 3.574.342 pedagang. Persaingan yang sangat ketat di bidang ritel ini menuntut pengusaha 1itel untuk mengembangkan bisnis proses usahanya dengan memaksimalkan keuntungan yang akan didapatkan, dan juga untuk mempertahankan eksistensinya. Penulis menemukan fenomena yaitu adanya harga barang yang ditawarkan kepada pengusaha ritel yang harga penawarannya berada dibawah harga pasaran yang ditawarkan oleh distributor. Dimana distributor biasanya adalah penentu harga jual kepada pengecer di suatu daerah, dimana biasanya pabrik telah menetapkan harga maksimal eceran di setiap daerah yang harus dipatuhi oleh distributor-distributor. Peluang ini perlu untuk dimanfaatkan sebagai strategi untuk pengembangan bisnis pada Toko X. Ada.pun pada penelitian ini, dilakukan Pemodelan Bisnis yang diusulkan, analisa bisnis pada Toko X secara Eksternal (Five Forces & PESTLE), Internal (VRIO & Mckinsey 7S), dan dilakukannya analisa SWOT, kemudian usulan desain sistem ritel B2B. Dari sisi analisa eksternal dengan belum adanya aplikasi serupa maka ini adalah peluang bagi Toko X karena tidak adanya persaingan dan dapat mengembangkan bisnisnya. dengan mendapatkan keuntungan dari penjualan B2B selain dari penjualan B2C yang selama ini didapatkannya. Dari sisi internal dengan Toko X telab memiliki jaringan ritel (penga1aman di industti ritel lebih dari 30 tahun) maka penawaran barang didapatkan secara kontinuitas karena adanya target penjualan/pembelian dari masing-masfog pemasok. Ap1ikasi ritel B2B di desain dengan memiliki modul: pembelian, penjualan, persediaan, logistik, laporan keuangan & rekap data. |
en_US |