Pembatasan hak bekerja perempuan Afghanistan oleh kelompok Taliban pasca kemunduran pasukan Amerika Serikat

Show simple item record

dc.contributor.advisor Munthe, Atom Ginting
dc.contributor.author Hirapranaya, Georgiana Rhea
dc.date.accessioned 2024-07-10T07:10:46Z
dc.date.available 2024-07-10T07:10:46Z
dc.date.issued 2023
dc.identifier.other skp44896
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/17552
dc.description 10323 - FISIP en_US
dc.description.abstract Kesetaraan gender di Afghanistan merupakan salah satu tujuan yang diperjuangkan pasukan Amerika Serikat (AS) sejak kedatangannya pada tahun 2001. Meskipun demikian, setelah kemenangan Taliban atas pemerintahan Afghanistan dan mundurnya pasukan AS dari wilayah tersebut pada tahun 2021, berbagai pembatasan terhadap perempuan Afghanistan kembali diterapkan. Salah satunya adalah pembatasan hak bekerja bagi perempuan Afghanistan. Penelitian ini berangkat dari pertanyaan, “Mengapa penarikan pasukan AS berpengaruh terhadap pembatasan hak bekerja perempuan Afghanistan pada periode 2021 hingga 2022?”. Pertanyaan penelitian ini berhasil dijawab dengan melihat ideologi jihadis dan doktrin wahabi yang diterapkan secara radikal dan konservatif oleh Taliban. Berdasarkan perspektif radikal dan konservatif tersebut, hak asasi manusia, termasuk kesetaraan gender yang berusaha diperjuangkan pasukan AS dilihat sebagai hal yang ilegal dan merupakan sebuah dosa karena memberikan ruang bagi kedaulatan manusia di samping kedaulatan Tuhan. Pandangan ini juga didukung oleh nilai-nilai norma tradisional etnis Pashtun (Pashtunwali) sejak sebelum kekuasaan Taliban, yang menentang adanya modernisasi maupun intervensi asing. Dalam kehidupan etnis Pashtun yang dilandasi oleh Pashtunwali, gagasan mengenai hak individu, termasuk hak perempuan memang tidak ada. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya penerapan hak perempuan di Afghanistan, termasuk hak bekerja. Penerapan hak bekerja perempuan Afghanistan yang berusaha diterapkan AS dilihat tidak sejalan dengan nilai-nilai Afghanistan dan apa yang dipercaya benar oleh Taliban. Oleh karenanya, harus segera dikembalikan ke jalan yang “benar” dalam rangka menegakkan kemurnian Islam. Penjelasan ini dibahas menggunakan teori feminisme liberal yang berpendapat bahwa segala bentuk diskriminasi, diskriminasi gender merupakan tindakan yang melawan moral manusia, dan perspektif konservatif yang ditanamkan dalam masyarakat secara turun-temurun merupakan faktor kuat yang menyebabkan diskriminasi tersebut. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject PEREMPUAN AFGHANISTAN en_US
dc.subject TALIBAN en_US
dc.subject PASUKAN AS en_US
dc.subject FEMINISME LIBERAL en_US
dc.title Pembatasan hak bekerja perempuan Afghanistan oleh kelompok Taliban pasca kemunduran pasukan Amerika Serikat en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6091901148
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account