Abstract:
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukan bahwa birokrasi politik merupakan salah satu faktor yang membuat Duterte cenderung dekat dengan China. Pergeseran kebijakan dalam masa pemerintahan Duterte tersebut menimbulkan banyak pertanyaan bagi beberapa pihak, sehingga munculnya perdebatan bahwa faktor apa yang dapat mempengaruhi Duterte. Di tengah sengketa teritorial antara Filipina-China yang ketegangannya semakin memanas dengan eskalasi tekanan China dikawasan tersebut menjadi alasan mengapa Filipina seharusnya dapat lebih tegas dalam menanggapi China. Namun, selama masa pemerintahan Duterte, justru Filipina melakukan berbagai upaya untuk dekat dengan China. Dari hal tersebut muncul pertanyaan penelitian yaitu “Mengapa Filipina di bawah pemerintahan Duterte cenderung memiliki hubungan diplomatik yang lebih condong ke China dibandingkan dengan Amerika meskipun masih berjalannya sengketa Laut China Selatan?”. Dalam menjawab pertanyaan penelitian itu, dan melakukan Analisa penulis akan menggunakan teori Birokrasi politik Model. Melalui penelitian ini dapat ditemukan bahwa, Dinamika para aktor birokrasi berpengaruh terhadap kebijakan Duterte, yaitu dengan kelima aktor utama seperti Departemen Pertahanan, Pasukan Bersenjata Filipina yang lebih memihak ke Amerika Serikat karena kekhawatirannya terhadap China. Lalu Departemen Keuangan dan Luar Negeri yang melihat China sebagai peluang bagi kemajuan Filipina, serta posisi Kepolisian Nasional Filipina yang mempengaruhi hubungan antara AS dengan Filipina. Kemudian dari pertarungan dan perdebatan para aktor tersebut sambil mempertahankan kepentingannya masing-masing, telah membentuk suatu kebijakan yang dapat disetujui oleh Duterte.