Abstract:
Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana terjadinya konflik di Republik Afrika Tengah yang kembali memanas akibat dari ketidakpuasaan beberapa kelompok kecil yang kemudian bersatu menjadi kelompok aliansi Seleka yang memiliki tujuan untuk melakukan kudeta terhadap presiden Francois Bozize yang berhasil pada tahun 2013. Namun, kudeta yang biasanya terjadi dilakukan oleh kalangan militer, berbeda dengan hal tersebut yang dilakukan oleh kelompok minoritas, sehingga Bozize memanfaatkan kelompok Anti-Balaka yang tidak sejalan dengan Seleka, untuk berperang untuk dirinya dengan menjerumuskan konflik sektarian. Maka, berdasarkan kondisi tersebut penelitian ini akan berfokus peran Bozize dalam memanfaatkan konflik antara kelompok Seleka dan Anti-Balaka. Untuk memperkuat analisis dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan pendekatan Intractable Conflict dan Internal Conflict untuk memahami faktor yang menjadi penyebab dari konflik yang terus terjadi, serta melihat bagaimana peran Bozize yang justru memperburuk konflik. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pengumpulan data studi literatur. Analisa dalam penelitian ini menghasilkan beberapa temuan yaitu Bozize dianggap sebagai pemimpin yang buruk karena menjerumuskan Republik Afrika Tengah ke dalam konflik sektarian, menggunakan Anti-Balaka sebagai alat untuk mengembalikan kekuasaanya namun hal tersebut tidak kunjung berhasil, yang pada akhirnya negara Republik Afrika Tengah terus dilanda konflik berkepanjangan.