Abstract:
Saat ini, pemenuhan HAM masih belum dijalankan dengan baik di Thailand
dikarenakan berbagai kebijakan yang diterapkan oleh perdana menteri mereka, Prayut
Chan-ocha. Prayut yang memegang kekuasaan di Thailand sejak tahun 2014 hingga
2023 ini banyak menetapkan kebijakan yang melanggar HAM masyarakat sehingga
membuat mereka terpuruk. Banyaknya isu pelanggaran HAM oleh pemerintah dan
monarki serta pemerintahan yang sangat represif membuat masyarakat Thailand
tertekan dan terbungkam untuk menyuarakan aspirasinya. Hal ini mendorong
munculnya kembali gerakan sosial oleh masyarakat yang dipelopori oleh generasi muda
Thailand. Maka dari itu, gerakan sosial yang kembali muncul sejak tahun 2019 ini
berbentuk sebagai youth-led movement. Untuk melawan pemerintah yang represif serta
menjalankan agenda penegakkan HAM dan demokrasi mereka, implementasi youth-led
movement Thailand dijalankan dengan beberapa bentuk aktivisme. Bentuk-bentuk
aktivisme ini dijalankan dengan cara-cara lebih modern dan sesuai untuk masa kini.
Karena itu, pertanyaan penelitian yang dirumuskan adalah "Bagaimana implementasi
youth-led movement Thailand terkait pelanggaran HAM pada masa kepemimpinan
Prayut Chan-ocha?". Dengan menggunakan konsep gerakan sosial dan aktivisme,
penelitian ini menjelaskan bagaimana youth-led movement Thailand menjalankan
aktivismenya dengan melakukan aksi protes dan demonstrasi, pembuatan karya seni,
pemberlakuan boikot, penulisan surat, serta pengadaan kampanye di media sosial dan
platform daring lainnya.