Abstract:
Pada 2018, IPCC melaporkan bahwa aktivitas manusia bertanggung jawab atas peningkatan suhu yang mencapai 1,2 °C, sejak era pra-industrial yang berakhir pada tahun 1800. Terdapat beberapa sektor aktivitas manusia yang berkontribusi besar terhadap peningkatan ini – terutama adalah sektor energi dan manufaktur. Menkonsiderasi hal tersebut, Tiongkok merupakan salah satu negara dengan perkembangan terpesat pada kedua sektor diatas. Sampai saat ini, kedua sektor tersebut juga menjadi konsumen energi terbesar di Tiongkok – dimana batubara sebagai sumber energi terbesar mereka, dengan rata-rata penggunaan 70% sejak tahun 1980. Namun dengan tingginya volume penggunaan tersebut, Tiongkok telah mengalami penurunan kualitas udara, dan mendapat kritisisme dari aktor internasional lainnya terkait produksi emisi CO₂ mereka. Maka, Pemerintahan Tiongkok melakukan sejumlah upaya untuk meminimalisir penggunaan baturabara – salah satunya melalui pengembangan sumber energi terbarukan. Contohnya pada 2015, Tiongkok memiliki PLTB dengan kapasitas mencapai 145 gigawatt. Sebagai perusahaan dengan operasi manufaktur yang besar di Tiongkok, Apple Inc juga turut berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi yang dihasilkan dari batubara melalui program CSR– salah satunya dengan meluncurkan Supplier Clean Energy Program pada 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan memanfaatkan teori Piramida CSR, dan green theory. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menganalisis secara komperhensif implementasi Supplier Clean Energy Program Apple Inc dalam upaya pengembangan energi terbarukan di Tiongkok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini telah berhasil mendorong pengembangan konsumsi atau proyek energi terbarukan di Tiongkok. Faktor pengalaman, partisipasi pemasok, dan kontribusi organisasi lingkungan menjadi kunci penting dari kesuksesan implementasi program – terutama Tiongkok sebagai fokus pembahasan dari penelitian ini.