dc.description.abstract |
Dalam suatu proyek konstruksi, pekerjaan arsitektur umumnya memiliki biaya yang paling
besar dari pada komponen pekerjaan yang lain. Hal ini tentunya berpeluang untuk dapat dilakukan
penghematan biaya. Pada umumnya dalam suatu proyek terdapat suatu proses estimasi biaya
dengan menerapkan pendekatan. Salah satunya adalah value engineering. Value engineering
merupakan suatu cara pendekatan kreatif dan terencana dengan tujuan mengidentifikasi dan
mengefisienkan biaya-biaya yang tidak perlu. Value engineering digunakan untuk mencari suatu
alternatif yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih rendah dari harga yang
direncanakan sebelumnya dengan beberapa batasan yang ditentukan. Pada proyek pembangunan
rumah sakit X, pekerjaan arsitektur memakan biaya yang paling besar di antara pekerjaan yang
lain, sehingga pekerjaan arsitektur ini dapat diterapkan value engineering. Analisis dilakukan
dengan menggunakan metode value engineering job plan yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu
tahap informasi, analisis fungsi, kreatif, evaluasi, dan rekomendasi. Pekerjaan dinding dan
pekerjaan lantai merupakan bagian pekerjaan arsitektur yang memiliki biaya yang paling besar.
Biaya konstruksi pada pekerjaan dinding sebesar Rp 11.775.628.931,32 dan pada pekerjaan lantai
sebesar Rp 4.806.411.839,30. Sedangkan untuk life cycle cost pada pekerjaan dinding sebesar Rp
11.775.628.931,32 dan pada pekerjaan lantai sebesar Rp 7.798.763.295,94.
Hasil penelitian menunjukkan analisis value engineering pada pekerjaan dinding dan lantai
menghasilkan penghematan. Pada pekerjaan dinding terjadi penghematan pada biaya konstruksi
sebesar Rp 5.033.001.503,48 atau sebesar 42,74%. Sedangkan pada life cycle cost terjadi
penghematan sebesar Rp 5.033.001.503,48 atau sebesar 42,74%. Pada pekerjaan lantai terjadi
penghematan biaya konstruksi sebesar Rp 2.736.509.616,48 atau sebesar 56,93%. Sedangkan pada
life cycle cost terjadi penghematan sebesar Rp 3.093.926.131,24 atau sebesar 39,67%. |
en_US |