Abstract:
Setiap tahunnya, terdapat beberapa desa yang merupakan daerah pertanian di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat yang mengalami banjir. Salah satunya adalah Desa Ciganjeng. Genangan terjadi setinggi 0,5 m sampai 2m selama 10 hari sampai 1 bulan. Topografi yang rendah, adanya tanggul di Sungai Ciseel Lama, Saluran Drainase Cirapuan 1, dan Sungai Citanduy, serta tingginya muka air di titik outlet saat terjadi banjir menyebabkan genangan di kawasan pertanian tidak dapat dikeluarkan secara gravitasi. Menimbang kondisi tersebut, untuk mengatasi masalah genangan di kawasan pertanian ini, cocok untuk diterapkan konsep polder. Studi ini melakukan kajian penerapan sistem polder pada kawasan pertanian Desa Ciganjeng seluas 184 ha dengan kondisi batas Sungai Ciseel Lama, Saluran Drainase Cirapuan 1, dan Sungai Citanduy pada periode ulang 5 tahun. Elemen-elemen sistem polder yang digunakan adalah saluran drainase utara, saluran drainase selatan, kolam dan pompa serta tanggul keliling. Dimensi saluran utama awalnya ditentukan dengan Metode Rasional, lalu dimensi tersebut disesuaikan lagi dengan kerakteristik limpasan yang terjadi. Dimensi kolam dan pompa diperoleh dengan metode iterasi hingga 111.258 m3 limpasan dapat dikendalikan secara efisien. Pada kondisi tersebut, diperoleh dimensi kolam penampung 490 x 120 x 1,5 m3 dengan volume tampungan efektif sebesar 77.280 m3, saluran drainase utama utara dengan penampang 1,5 x 1,5 m2 dan 1 x 1,5 m2, saluran drainase utama selatan dengan penampang 6 x 1,5 m2 dan 4 x 1,5 m2, dan sistem pompa sebanyak empat buah dengan kapasitas maksimum masing-masing 0,5 m3 /s. Penggunaan lahan seluas 7,18 ha untuk sistem polder dapat menyelamatkan hingga 116 ha kawasan pertanian dari genangan dan menurunkan tinggi genangan hingga 82 em.