Abstract:
Proyek suspension bridge di Kota Bogor memiliki tanah yang bersifat tidak jenuh dengan muka air tanah yang jauh di bawah permukaan. Fenomena tersebut membuat tanah memiliki tegangan air pori negatif dimana saat musim penghujan datang tegangan air pori akan memegang peran yang penting dalam kestabilan lereng. Maka dari itu, hujan yang melanda kawasan lereng menjadi masalah utama yang harus diketahui sejauh mana hal tersebut berpengaruh untuk lereng. Terdapat dua studi kasus yang dilakukan, yaitu lereng alami dan lereng konstruksi. Kedua lereng tersebut akan dimodelkan dengan variasi curah hujan yang berdurasi 1 jam, 3 jam, dan 8 jam dengan periode ulang 10 tahun, 25 tahun, dan 50 tahun. Dari hasil simulasi menggunakan software GeoStudio, lereng alami pada setiap durasinya mengalami penurunan faktor keamanan dari 1,09 pada kondisi steady state hingga 1,05 sampai 1,04 pada hari ke-14. Sedangkan lereng konstruksi juga mengalami hal yang sama dengan nilai 1,15 pada kondisi steady state hingga 1,12 pada hari ke-14. Untuk tekanan air pori dari permukaan tanah bernilai negatif akan tetapi seiring berjalannya waktu hujan dan kedalaman tanah, nilai tekanan air pori meningkat. Dengan demikian lereng alami termasuk kategori lereng labil lalu saat mengalami perkuatan lereng menjadi lereng kritis dan untuk tekanan air pori membuktikan bahwa intensitas curah hujan membuat pori-pori tanah yang semula udara akan tergantikan oleh air dan muka air tanah akan naik hingga ke permukaan tanah.