Abstract:
Clay shale merupakan hasil pelapukan atau transportasi batuan sedimentasi tipe mekanik dengan
material penyusun utamanya adalah berukuran lempung. Clay shale merupakan material transisi
antara tanah dan batuan (Deen, 1981). Hal ini menyebabkan clay shale sangat mudah sekali
mengalami penurunan durabilitasnya dan penurunan kuat gesernya apabila terekpose langsung oleh
perubahan iklim, cuaca, udara, dan air. Ciri umum clay shale yaitu batu yang memiliki serpih
(bedding plane). Arah serpih dari clay shale pada lokasi penelitan adalah horizontal. Kuat tekan atau
uniaxial compressive strength dari clay shale berada dikisaran antara 6 – 20 MPa sehingga dapat
disebut batu tetapi memiliki tingkat durabilitas yang rendah yaitu <30%. Lereng pada clay shale
diperkuat menggunakan soil nailing. Soil nailing dapat membantu menjaga kestabilan lereng pada
saat clay shale mengalami degradasi dan penurunan kekuatan clay shale. Kemiringan galian lereng
pada clay shale relatif curam dengan tujuan untuk mencegah air menggenang yang kemudian dapat
menyebabkan durabilitas dan kekuatan clay shale menurun. Kegunaan dari soil nailing difokuskan
untuk meningkatkan nilai faktor keamanan suatu lereng.