Abstract:
Pada sebuah bisnis di industri apapun perlu dilakukan studi kelayakan secara finansial agar dapat dilakukan estimasi nilai keuntungan atau kerugian yang akan dialami bisnis. Terutama bisnis yang berkaitan dengan proyek, studi kelayakan finansial sangat penting dilakukan untuk menentukan apakah proyek layak atau tidak untuk dijalankan. PT. Bukit Asam merupakan perusahaan yang bergerak di industri batu bara dan berencana untuk menggarap proyek strategis nasional bersama pemerintah. Unit Pertambangan Tanjung Enim merupakan proyek yang dianalisis karena itu merupakan proyek utama dari PT. Bukit Asam. Ketidakpastian yang ada pada bisnis ini adalah harga batu bara yang penuh volatilitas dan laju produksi yang tidak menentu. Dengan banyaknya investor baru yang akan datang dan penuhnya ketidakpastian dalam industri ini, perlu adanya perhitungan kelayakan finansial proyek yang tepat saat ini untuk informasi investor dalam menentukan keputusan investasinya.
Valuasi proyek Unit Pertambangan Tanjung Enim dilakukan dengan metode real options dengan pendekatan quadrinomial lattice dengan periode 20 tahun sesuai UU konsesi batu bara. Opsi yang dipertimbangkan dalam valuasi ini adalah abandon dan expand. Pemilihan teknik valuasi quadrinomial lattice berdasarkan pada harga batu bara mengikuti proses mean-reverting sehingga teknik ini menjadi teknik paling cocok. Sebelum valuasi dilakukan, dilakukan pemodelan harga batu bara untuk mengeliminasi ketidakpastian. Pemodelan harga batu bara akan menggunakan model dari Schwartz-Smith yaitu Two Factor Mean Reverting Model. Perhitungan proyeksi laju produksi akan menggunakan model deterministik yaitu Generalized Weng Model. Perhitungan biaya dan nilai tukar uang dilakukan dengan model ARIMA untuk perhitungan proyeksi arus kas. Setelah harga batu bara dan laju produksi dimodelkan dan perhitungan proyeksi biaya serta nilai tukar telah dibuat, maka dilakukan valuasi proyek dari hasil perhitungan arus kas ini.
Valuasi menggunakan real options dengan pendekatan quadrinomial lattice dengan memperhitungkan berbagai opsi yaitu opsi abandon dan expand menghasilkan nilai proyek sebesar Rp 138.589.422 juta. Perhitungan nilai resiko dengan Conditional Value at Risk menggunakan confidence level sebesar 95% adalah Rp 2.415.979 juta. Dari nilai proyek dan resiko, proyek Unit Pertambangan Tanjung Enim ini sangat menguntungkan dengan menawarkan resiko asimetris dimana imba hasil jauh lebih besar dibandingkan resiko. Nilai proyek pun akan memiliki potensi keuntungan jauh lebih besar jika perusahaan berhasil menyerap seluruh anggaran ekspansi dan skala operasi berhasil diperbesar.