Abstract:
PT Natric Arena Indonesia merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan kulit manis. Pada saat ini kulit manis menjadi salah satu sumber daya yang tinggi dengan permintaan ekspor maupun impor. Bahan baku yang didapatkan oleh perusahaan berasal dari supplier. Berdasarkan pada wawancara yang telah dilakukan dengan pihak PT Natric Arena Indonesia, diketahui bahwa supplier 1 yang menjadi supplier utama telah mengalami penurunan performa. Hal tersebut membuat perusahaan mengalami penurunan pada service level, sehingga mendapatkan lost sales. Dengan hal tersebut perusahaan hendak melakukan evaluasi kepada supplier yang telah pernah melakukan kerja sama dengan perusahaan.
Berdasarkan permasalahan yang dimiliki perusahaan, maka akan dilakukan pencarian supplier alternatif dari empat supplier yang pernah melakukan kerja sama dengan perusahaan dengan menggunakan metode purchasing portfolio matrix (PPM). Selain itu pengolahan data akan menggunakan metode best worst method (BWM). Untuk mendapatkan data yang akan digunakan, maka dilakukan wawancara serta pemberian kuesioner kepada pengambil keputusan perusahaan. Setelah didapatkan kriteria yang sesuai dengan perusahaan, maka akan dilakukan pencarian bobot setiap kriteria yang terbagi menjadi kriteria supply risk dan profit impact yang dilakukan dengan menggunakan metode BWM. Setelah pencarian bobot dilakukan, maka akan dilanjutkan dengan melakukan normalisasi dan kemudian penempatan nilai pada matriks kraljic.
Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa supplier 4 merupakan supplier yang terbaik dengan terdapat pada kuadran 4 di matriks kraljic, dengan nilai supply risk yang tinggi dan nilai profit impact yang tinggi. Oleh karena itu perusahaan diharapkan dapat membuat hubungan kerja sama jangka panjang dengan supplier 4. Sementara untuk supplier 1 dan 3 merupakan supplier yang umum dijumpai. Untuk supplier 2, perusahaan dapat menjadikan supplier tersebut cadangan bila kekurangan bahan baku dari supplier 4.