Abstract:
Industri manufaktur makanan dan minuman merupakan industri yang memiliki perkembangan yang tinggi. Perusahaan X merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri makanan ringan sejak 1995. Terdapat 2 jenis family product yang dipasarkan oleh Perusahaan X yaitu produk Big Cone dan Ice Cone. Dalam memenuhi permintaan konsumen, Perusahaan X menggunakan product positioning make to stock. Dalam menjalankan kegiatan produksi saat ini Perusahaan X tidak memiliki perencanaan produksi yang baik, Penentuan target produksi yang ada di Perusahaan X ditentukan secara intuitif tanpa memperhitungkan permintaan yang akan datang dan kapasitas produksi saat ini. Target produksi yang belum tepat menyebabkan jumlah inventory perusahaan mengalami stockout. Hal tersebut menyebabkan Perusahaan X hanya dapat mencapai rata-rata persentase pemenuhan permintaan sebesar 69,31%, sehingga mengalami lost sales sebesar Rp1.910.104.000 pada tahun 2021. Untuk itu, diperlukan perencanaan produksi yang baik, agar dapat menentukan target produksi dan kapasitas produksi Perusahaan X. Perencanaan produksi yang baik untuk Perusahaan X dimulai dari perhitungan waktu baku untuk mengetahui kapasitas produksi perusahaan saat ini. Selanjutnya dilakukan forecasting dengan metode Time Series Decomposition. Hasil forecasting akan digunakan untuk perancangan Master Production Schedule (MPS), yang akan di validasi dengan Rough Cut Capacity Planning (RCCP). Terakhir, dilakukan perancangan Material Requirement Planning (MRP) untuk mengetahui kebutuhan material tiap minggu. Seluruh perencanaan produksi yang dirancang akan dibuat dalam bentuk alat bantu berbasis komputer yang dikenal dengan istilah Decision Support System (DSS). Decision Support System (DSS) yang dirancang bertujuan untuk membantu kepala produksi dalam mengambil keputusan terkait dengan jadwal produksi dan jadwal pemesanan material setiap periode. Decision Support System (DSS) yang dirancang pun telah mampu beradaptasi dengan kondisi nyata di Perusahaan X. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, diketahui penerapan DSS mampu meningkatkan rata-rata persentase pemenuhan permintaan konsumen menjadi sebesar 94,35%.