Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Peristiwa 9/11 pada tahun 2001 merupakan serangan teroris paling mematikan yang pernah terjadi di Amerika Serikat sepanjang sejarah, sehingga Presiden George W. Bush mendeklarasikan kebijakan War on Terrorism secara global. Namun akibat War on Terror yang berkepanjangan menyebabkan terjadinya pergeseran fokus Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat yang biasanya bersifat antar negara. Hal ini yang kemudian mempengaruhi pembuatan film-film Hollywood dengan munculnya pilihan musuh baru yakni kelompok teroris di Timur Tengah. Realitanya, seringkali film-film blockbuster Hollywood terkait War on Terrorism tidak menyajikan fakta secara utuh kepada para penontonnya. Berdasarkan pernyataan tersebut, peneliti membuat pertanyaan penelitian yakni, “Bagaimana Amerika Serikat memanfaatkan industri Hollywood dalam melegitimasi kebijakan luar negerinya terkait War on Terrorism melalui film Zero Dark Thirty (2012), The Lone Survivor (2013), dan American Sniper (2014)?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan teori soft power dan budaya populer dengan metode penelitian menggunakan analisis isi konvensional yang dipadukan dengan analisis semiotika yang dimodifikasi oleh peneliti seputar pemaknaan dari bentuk denotasi dan konotasi yang terkandung dalam film. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa Amerika Serikat telah memanfaatkan kekuatan lunaknya dalam upayanya. Hal ini tercermin melalui simbiosis mutualisme yang terjalin antara Departemen Pertahanan Amerika Serikat tergambar dari bagaimana industri perfilman Hollywood dimanfaatkan oleh sektor militer Amerika Serikat dalam penyampaian pesan-pesan yang merepresentasikan kebijakan luar negerinya serta sebagai upaya untuk melakukan propaganda atau persuasi dan perang informasi.