Abstract:
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perlunya pengurangan ancaman terhadap
satwa liar demi mengurangi angka kepunahan dan menjaga keanekaragaman
hayati di Indonesia. Dalam hal tersebut, Indonesia telah berkomitmen dengan
cara menandatangani Konvensi CITES (Convention on International Trade
in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Namun, implementasi dari
konvensi tersebut belum berjalan secara optimal sehingga negara
memerlukan partisipasi dari aktor non-pemerintah seperti Yayasan
Cikananga Konservasi Terpadu (YCKT). Penelitian in bertujuan untuk
menjawab pertanyaan mengenai “Bagaimana peran YCKT di Kab.
Sukabumi, Jawa Barat dalam melakukan konservasi satwa liar di Indonesia?”.
Hal ini dapat ditinjau melalui metode kualitatif dengan cara menganalisis
teori liberalisme sosiologis, konsep peran NGO dari Lewis dan Kanji, serta
penggunaan cobweb model terhadap berbagai data primer dan sekunder.
Berdasarkan hasil analisis terhadap konsep peran NGO, ditemukan bahwa
YCKT memiliki peran paling dominan sebagai partner dan implementer yang
diupayakan melalui kerja sama dengan berbagai aktor transnasional serta
upaya service delivery dalam memobilisasi sumber daya melalui upaya
konservasi dalam mekanisme penyelamatan, rehabilitasi dan pelepasliaran
satwa liar. Namun YCKT masih dapat lebih meningkatkan perannya sebagai
catalyst terutama melalui upaya advokasi. Adapun peran YCKT dapat
terwujud karena adanya dukungan dari berbagai aktor transnasional seperti
Wanicare Foundation di Belanda, Chester Zoo di Inggris, Mandai Wildlife
Reserves di Singapura dan berbagai aktor transnasional lainnya serta berbagai
unit kerja dalam yayasan tersebut seperti Wildlife Rescue Center, Wildlife
Learning Center, dan Conservation and Breeding Center.