Abstract:
Dalam usaha mencapai kepentingan nasionalnya, suatu negara dapat menerapkan dua hal yaitu hard power dan soft power. Hard power berkaitan erat dengan usaha pancapaian kepentingan nasional menggunakan cara yang koersif, umumnya melibatkan kekuatan militer, serta melibatkan isu-isu high politics seperti keamanan dan ekonomi. Sedangkan soft power biasanya berkaitan dengan usaha-usaha damai demi mencapai kepentingan nasional suatu negara yang didominasi isu low politics seperti isu kemanusiaan, sejarah, dan budaya. Dalam hal hubungannya dengan Meksiko, disamping implementasi hard power melalui kekuatan ekonominya, Indonesia juga berkomitmen untuk meningkatkan hubungan masyarakat antara kedua negara melalui implementasi soft power yaitu diplomasi budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja upaya-upaya diplomasi budaya Indonesia melalui kesenian tradisionalnya di Meksiko periode 2014-2016, yang merupakan bagian dari implementasi soft power. Dalam penelitian ini digunakan teori Neoliberalisme serta konsep hard power dan soft power dari Joseph Nye. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa upaya yang dilakukan Indonesia dalam diplomasi budaya melalui kesenian tradisionalnya di Meksiko yaitu melalui program Darmasiswa, penyelenggaraan festival kebudayaan oleh KBRI Mexico City, partisipasi pada acara kesenian yang diselenggarakan pemerintah Meksiko, serta pelibatan grup-grup tari dari masyarakat sipil. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mengakui kesenian tradisionalnya adalah sebagai kekuatan nasional yang dapat dijadikan media soft power. Selain itu, Indonesia juga mengakui bahwa dalam upaya diplomasi, tidak hanya pemerintah namun masyarakat sipil juga mempunyai peranan yang penting.