Abstract:
Riset ini menjelaskan pencapaiaan ekonomi Iran setelah penandatanganan Joint Comprehensive Plan of Actions (JCPOA) 2015. Setelah Presiden Amerika Serikat menyatakan adanya kemungkinan pembatalan JCPOA, sangatlah penting untuk memah~mi pencapaian ekonomi Iran pasca JCPOA. Oleh karena itu riset ini akan fokus pada kondisi ekonomi Iran pada 15 Juli 2015, saat JCPOA ditandatangani, dan 19 Januari 2017, saat berakhirnya kepresidenan Barak Obama. Riset ini akan menfawab pertanyaan "Apakah pencapaian ekonomi Iran setelah penandatanganan Joint Comprehensive Plan of Actions?'
Berdasarkan teori Kontruktivisme yang dijelaskan oleh Alexander Wendt, riset ini menganalisa perubahan identitas dan kepentingan Iran terkait pengembangan nuklir, perubahan struktur sosial antara Iran dan negara Barat dari Lokeanisme ke Kantianise, dan dampaknya pada kondisi ekonomi Iran. Konstruktivis percaya bahwa negara berperilaku berbeda terhadap kawan dan lawan. Oleh karena itu, kita dapat melihat perbedaan kondisi ekonomi antara dua struktur tersebut Perubahan struktur ditandai oleh JCPOA. Riset ini akan membandingkan kondisi ekonomi Iran yang didasarkan pada Gregory Mankiw melalui tiga elemen: Pendapatan Domestik Bruto (PDB), tingkat infasi, dan tingkat pengangguran sebelm dan setelah penandatanganan JCPOA 2015. Analisis akan menggunakan metode kualitatif melalui pemahaman menyeluruh terkait data yang didapatkan melalui literatur, laporan resmi, dokumen resmi, dan sumber digital.
Riset ini menemukan adanya perubahan identitas Iran dari pemegang nilai revolusioner menjadi nilai moderat, dan kepentingan dari ambisi nuklir menjadi peningkatan ekonomi. Perubahan tersebut kemudian berujung pada perubahan struktur sosial dari Lokeanisme menjadi Kantianisme melalui pendatanganan Joint Plan of Actions (JPOA). Rekonstruksi sosial terjadi dengan penandatanganan JCPOA, namun belum sepenuhnya selesai dikarenakan adanya ketidakpercayaan utuh antara Iran dan negara Barat. Setelah penandatanganan JCPOA, PDB Iran meningkat dari minus enam persen pada 2013 menjadi 7,4 persen pada 2017, tingkat inflasi berkurang dari 40 persen di 2013 menjadi sembilan persen di 2017. Sementara pengangguran tetap menjadi masalah struktural Iran. Terakhir, riaset ini juga menemukan bahwa ketidaklengkapan rekonstruksi Kantianisme menghambat pencapaian ekonomi yang maksimum.