dc.description.abstract |
Tanah lunak merupakan tanah yang sering kali terdiri dari tanah lempung yang termasuk material kurang baik untuk dijadikan material pondasi. Dikarenakan tanah lunak memiliki kadar air yang tinggi dan sangat compressible. Tanah lunak juga memiliki beberapa sifat lain yaitu gaya geser yang kecil, kemampatan tanah yang besar, nilai permeabilitas yang tinggi. Oleh karena, memiliki sifat yang kurang baik untuk dijadikan pondasi maka diperlukan tindakan khusus agar memungkinkan
tanah lunak dijadikan dasar pondasi. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari penurunan sekunder pada tanah lunak jika diberikan beban secara bertahap dan dalam waktu yang cukup lama. Tanah lunak yang digunakan merupakan sampel tanah lunak yang berasal dari daerah Futong, Provinsi Riau. Tanah lunak diambil dari 2 lubang bor yaitu BH-17 dan BH-18 dengan kedalaman yang sama yaitu 8,5 - 9 meter. Namun dengan uji yang berbeda, pada BH-18 hanya dilakukan uji konsolidasi biasa dengan beban hanya ditahan selama 24 jam setiap pembebanannya dan tidak dilakukan reloading. Pada BH-18, penulis tidak melakukan uji konsolidasi tersebut tetapi hanya mendapatkan data sekunder dari PT Geotechnical Engineering Consultant. Pada BH-17, dilakukan uji konsolidasi dengan beban ditahan selama kurang lebih 2 hari atau 48 jam dan dilakukan reloading. Metode penelitian ini menggunakan uji konsolidasi dengan alat Oedometer dengan pembebanan bertahap yaitu 0,25 kg/cm2, 0,5 kg/cm2, 1 kg/cm2, 2 kg/cm2, 4 kg/cm2, 8 kg/cm2. Setelah dilakukan unload/pengangkatan beban, dilakukan kembali loading dimulai dari 0,5 kg/cm2
sampai 8 kg/cm2. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien konsolidasi (𝑐𝑣 ) berbanding terbalik dengan beban yang diterima yaitu jika beban semakin besar maka nilai 𝑐𝑣 akan mengecil dan hasil analisis nilai indeks kompresi sekunder (𝑐𝛼) tereduksi dengan pengurangan yang cukup besar. |
en_US |