Abstract:
Konflik di Libya bermula ketika masyarakat di Benghazi mengadakan demonstrasi terhadap Presiden Libya yaitu Muammar Gaddafi, yang disebabkan oleh kepimpinan buruk Gaddafi. Konflik yang terjadi pada tahun 2011 melibatkan dua aktor; Gaddafi serta pasukannya dan pasukan oposisi. Konflik ini mendunia karena konflik ini mengundang adanya keterlibatan aktor eksternal. NATO dibawah mandat PBB, memutuskan untuk mengintervensi Libya. Konflik ini berakhir dengan kematian Gaddafi sebagai titik penentu bagi NATO untuk menarik pasukannya, serta bagi masyarakat Libya untuk menyatakan kebebasannya.
Namun sejak kebebasannya, konflik di Libya masih terjadi dan bahkan konflik ini tereskalasi. Eskalasi konflik di Libya ditandai dengan meningkatkan kontradiksi, polarisasi, dan pecahnya kekerasan. NATO dalam proses intervensinya, melakukan intervensi yang oportunis. lntervensi oportunis adalah intervensi dimana aktor tersebut melakukan intervensi dengan tujuan politik, militer dan ekonominya sendiri. NATO juga mendukung sisi oposisi sepenuhnya pada tahun 2011. Keberadaan dari intervensi oportunis dan juga dukungan terhadap satu sisi dalam konflik oleh aktor eksternal adalah definisi dari 'bad neighbor'. Penulis akan menggunakan teori 'bad neighbor' milik Michael E. Brown untuk membuktikan bahwa intervensi NATO adalah faktor pemicu dalam eskalasi konflik di Libya. Penulis akan menganalisis bagaimana intervensi NATO menciptakan perpecahan di Libya dan kedua bagaimana intervensi NATO meningkatkan jumlah kekerasan di Libya.