dc.description.abstract |
Kebutuhan bahan bangunan di Indonesia semakin bertambah seiring dengan meningkatnya populasi di Indonesia yang mengakibatkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin meningkat. Salah satu bahan bangunan yang umum digunakan dalam konstruksi adalah kayu. Indonesia memiliki hutan tropis terluas ke sembilan di dunia, namun mayoritas kayu yang beredar di pasar domestik tidak memiliki kualitas yang baik, untuk mengatasi keterbatasan tersebut diimplementasikan teknologi rekayasa kayu yang dapat berupa sambungan maupun teknologi laminasi. Selain itu diperlukan pengetahuan mengenai karakteristik berbagai macam jenis kayu yang ada di Indonesia yang belum diketahui karakteristiknya karena kurangnya penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini di implementasikan rekayasa kayu dengan teknik penyambungan untuk meningkatkan panjang kayu agar sesuai dengan kebutuhan. Sambungan yang digunakan adalah sambungan gunting (scissors joint) dengan jenis kayu yang digunakan adalah kayu kepala. Pengujian dilakukan dengan menggunakan alat UTM (universal Testing Machine)-Hung Ta. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa kuat lentur rata-rata material kayu kelapa adalah sebesar 35.15 MPa dengan modulus elasitisitas sebesar 6653.15 MPa. Kuat lentur rata-rata balok kayu dengan sambungan tanpa lem dan tanpa baut adalah sebesar 3.13 MPa, variasi sambungan dengan perekat lem synthetic polyurethane sebesar 6.55 MPa, dan variasi sambungan dengan baut sebesar 5.97 MPa. Faktor koreksi kekakuan balok kayu pada variasi dengan sambungan tanpa lem dan baut adalah sebesar 0.16, variasi dengan perekat synthetic polyurethane sebesar 0.9, dan variasi sambungan dengan baut sebesar 0.35. |
en_US |