Studi eksperimental pengaruh variasi rasio Water Binder terhadap durabilitas pada beton berbahan dasar semen portland komposit dan slag dengan kalsium oksida sebagai aktivator

Abstract

Dalam pembuatan sebuah bangunan, beton merupakan material utama yang digunakan, dalam pembuatan beton membutuhkan material pasir, batu, air, dan semen. Namun karena adanya semen menyebabkan beton tergolong material yaug tidak ramah lingkungan, karena pada proses pembuatannya semen menghasilkan emisi gas karbon dioksida yang dapat menyebabkan efek rumah kaca dan berbahaya bagi bumi. Sehingga banyaknya upaya yang dilakukan para peneliti untuk membuat beton dengan alternatif lain salah satunya adalah beton berbahan dasar non semen. Material yaog tergolong ramah lingkungan tersebut salah satuuya adalah Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS) yang dapat diaktifkan dengan aktivatornya yaitu kalsium oksida (CaO). Perbandingan GGBFS can CaO yang digunakan adalah sebesar 85%: 15%. Variasi nilai willer to binder nulo(wlb) yang digunakan pada beton berbahan dasar semen dan non semen adalah 0,3; 0,4: 0.5. Hasil pengujian pada beton berbahan dasar semen saat umur 28 hari menunjukkan bahwa nilai Ultrasonic Pulse Velocity (IJPV) variasi 0,3. 0.4. 05 masing-masing adalah 4313.7 m/s. 4223.95 m/s, 40l2.32 m/s. Sedangkan nilai UPV untuk belon berbahan dasar non semen pada variasi 0.3 0,4 0,5 masing-masing adalah 4019,35 m/s, 4043 m/s, 39 I 3.21 m/s. Selain pengujian UPV juga dilakukan pengujian sorptivity pada beton berbahan dasar semen dengan variasi 0.3. 0,4. 0.5 masing-masing nilai initial absorption sebesar 0,003. 0,0038 0.0043 dan nilai .secondary absorption sebesar 0,001, 0,0019, 0.0018. Untuk beton berbahan dasar non semen pada variasi 0.3. 0.4. 0,5 menunjukan nilai initial absorption sebesar 0.0012, 0,0015, 0.0017 dan nilai secondary absorption scbesar 0,0005, 0.0006 0,0005. Hasil data menunjukan bahwa beton dengan w/b yang rendah memiliki nilai sorptivity yang rendah.