Abstract:
Seiring dengan banyaknya permintaan produksi semen di seluruh dunia, semakin tinggi juga emisi gas karbon dioksida (CO2). Setiap 1 ton semen Portland yang diproduksi setara dengan pelepasan 1 ton gas CO2. Hal ini disebabkan karena terjadi pengonsumsian energi dalam jumlah besar yang membutuhkan sekitar 1800 MJ untuk setiap ton produksi klinker dan sekitar 3500 MJ untuk setiap ton produksi semen Portland. Oleh karena itu, digunakan Ground Granulated Blast Furnace Slag
(GGBFS) sebagai alternatif substitusi semen sehingga material konstruksi menjadi lebih ramah lingkungan. GGBFS memerlukan senyawa aktivator untuk membantu proses hidrasi sehingga digunakan senyawa kalsium sulfat (CaSO4). Untuk mengetahui pengaruh variasi water-to-binder ratio (w/b) dan kekuatan tekan pada blended cement mortar (BCM) dengan CaSO4 sebagai aktivator, maka dilakukan penelitian dengan variasi w/b ditetapkan sebesar 0,3; 0,4; 0,5; dan 0,6 serta komposisi penggantian binder yaitu sebesar 30% OPC; 67,45% GGBFS; dan 2,55% CaSO4
berdasarkan massa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tekan mortar pada umur 28 hari yang dihasilkan berdasarkan w/b 0,3; 0,4; 0,5; dan 0,6 secara berurutan yaitu sebesar 54,115 MPa; 32,215 MPa; 25,104 MPa; dan 17,964 MPa. Selain itu, terjadi peningkatan kekuatan tekan mortar seiring dengan umur pengujian 7 hari hingga 28 hari pada variasi w/b 0,3; 0,4; 0,5; dan 0,6 secara berurutan, yaitu sebesar 28,68%; 20,39%; 26,78%; dan 29,42%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
modifikasi Abram s Law dan Bolomey s Formula valid untuk diaplikasikan pada komposisi material mortar yang digunakan untuk studi eksperimental.